PERISAI MUKMIN CHANNEL YOUTUBE

Channel youtube berbagi kumpulan shalawat nabi dan dzikir serta kisah islami

SHALAWAT NAJIYATUL QUBUR

Sholawat penyelamat dari siksa kubur ijazah Al-Habib Muhammad bin Ali Al-Habsyi Shohibul Maulid Simtudduror, diamalkan dibaca satu kali ketika ziarah kubur dan buat yang masih hidup bisa dibaca satu kali setiap hari.

SHALAWAT DARI AL-ARIF BILLAH KH. IMAM KHOLIL BIN SYEKH SYU'AIB BIN ABDUL ROZAQ SARANG REMBANG

Keutamaannya jika dibaca satu kali sebanding dengan membaca kitab Sholawat Dalail Al-Khoirot seratus ribu kali dan membebaskan dari sentuhan api neraka.

FILM-FILM LAWAS INDONESIA

Koleksi berbagai film lawas indonesia era 70 hingga 90an, baik film laga dan komedi

Ijazah Membuka Sesuatu yang tertutup

Ijazah amalan dari Habib Syech untuk membuka sesuatu yang tertutup

KEUTAMAAN DAN BERKAH MANDI DI WAKTU FAJAR

keistimewaan mandi fajar yaitu mandi pada pagi hari sebelum adzan subuh yang sebagian orang tidak mengetahuinya.

HAJAT TERKABUL DENGAN ISTIQOMAH SHALAT TASBIH

Memohon hajat yang sulit agar terkabul dengan barokah melaksanakan shalat tasbih

Senin, 26 September 2016

Shalawat Nabi Khidir Multifungsi


أَلصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ يَاخَادِمُ بَلْيَا إِبْنُ مَلْكًا أَبُو الْعَبَّاسِ خِضِرْ عَلَيْهِ السَّلَامُ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى خِضِرْ يَا وَلِيُّ اللّٰهِ.
Ash-Sholaatu wasallamu yaa khodimu balya ibnu malkan abul abbas khidir alaihi sallam allohumma sholli alaa khidir yaa walliyulloh.

Fadhilah :
- Peka terhadap hal hal yang ghaib
- Bertemu dengan nabi khidir secara batiniyah
- Pembuka kunci sebelum dzikir atau wirid suatu amalan
- Dan segala multi fungsi

Aktivasi makrifat di ka’bah atau masjidil harom

Aktivasi makrifat di ka’bah atau masjidil harom

Oleh : Ustad Faisal Al-Fikri
Assalamualaikum wr wb

Bismillahirrohmanirrohim

وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى وَعَهِدْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumahKu untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku dan yang sujud”. (QS. Al-Baqarah [2]: 125).

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang di berkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia”. (QS. Al-Imron [3]: 96).

فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَّقَامُ إِبْرَاهِيمَ وَمَن دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim, barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia, mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (QS. Al-Imron [3]: 97).

۞ جَعَلَ اللَّهُ الْكَعْبَةَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ قِيَامًا لِّلنَّاسِ وَالشَّهْرَ الْحَرَامَ وَالْهَدْيَ وَالْقَلَائِدَ ذَٰلِكَ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al-Maidah [5]: 97).

Jika kita perhatikan didalam ayat-ayat tersebut ka’bah adalah rumah Allah SWT secara syariat, jika makrifatnya Allah SWT bersemayam diatas arasy. 

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakanNya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintahNya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam”. (QS. Al Ar’af [7]: 54).

Jika kita kembali lagi menelah isi kandungan surah Al-Imron ayat 97 pada bunyi : “Barang siapa yang memasuki baitullah itu maka dia akan aman, karena tempat itu telah disucikan Allah SWT”.

Maka dari itu baitullah atau artinya rumah Allah SWT (ka’bah) menjadi qiblat kita sholat secara syariat, namun secara hakikat kita berhadapan kepada Allah SWT.

قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya, dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan”. (QS. Al-Baqarah [2]: 144).

Sampai disini penjelasan saya, kini kita masuk kedalam kajian intinya yaitu ka’bah tempat yang aman, sehingga didalam hadits Rasulullah SAW bersabda bahwa syaitan itu tidak akan sampai ke ka’bah, jangankan ke ka’bah ke tanah Masjidil Harom saja tidak mampu, dan jangankan Syaitan, Dajjal sendiri pun yang dapat memetik matahari tidak sanggup memasuki Ka’bah dan Masjidil Harom.

Dijelaskan dalam hadits Fathimah binti Qais Radhiyallahu anhuma, bahwa Dajjal mengatakan, “Lalu aku bisa keluar. Aku akan berjalan di muka bumi, maka tidak akan aku tinggalkan satu kampung pun kecuali aku singgah kepadanya dalam waktu empat puluh malam, selain Mekkah dan Thaibah (Madinah Al-Munawarah), keduanya diharamkan untukku, setiap kali aku hendak masuk ke salah satu darinya, maka Malaikat akan menghadangku dengan pedang yang terhunus yang menghalangiku untuk memasukinya, dan di setiap lorong darinya ada Malaikat yang menjaganya.”

Dan telah tetap (pada sebuah riwayat) bahwasanya Dajjal tidak akan memasuki empat masjid: Masjidil Haram, Masjid Madinah, Masjid ath-Thuur, dan Masjidil Aqsha.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Junadah bin Abi Umayyah al-Azdi, dia berkata : “Aku dan seseorang dari kalangan Anshar pergi menemui seseorang dari kalangan Sahabat Nabi Shallallahu alaihi wasallam, lalu kami berkata: “Ceritakanlah kepada kami apa-apa yang engkau dengarkan dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang bercerita tentang Dajjal… (lalu dia menuturkan hadits, dan berkata) : “Sesungguhnya dia akan berdiam di muka bumi selama empat puluh hari dalam waktu tersebut dia akan mencapai setiap sumber air dan tidak akan mencapai empat masjid: Masjidil Haraam, Masjid Madinah, Masjid ath-Thuur, dan Masjid al-Aqsha.”

PELAJARAN :
Kita sholat diwajibkan ke arah qiblat, begitu juga dengan berdzikir dan beramal lebih baik ke arah qiblat walaupun di khususkan berdzikir itu dimana saja bisa dan kapan saja, mau berdiri tidur dan duduk juga bisa, namun jika berdzikir didalam bertafakur di syaratkan duduk menghadap ke arah qiblat.

BERAMAL DALAM MENGAMALI AMALAN
Mungkin disaat kita mengamalkan sesuatu amalan entah itu ayat Al-Qur’an, Asma Allah, dan lain sebagainya dengan cara berdzikir, mewiridkan dan lain-lain, didalam itu terkadang kita merasakan sensasi panas, hawa dingin dan lain sebagainya, bahkan ada juga merasakan berat di badan, berat di kepala, bahkan sampai serasa pusing melayang-layang, kadang juga bisa hilang ingatan sementara, maka inilah yang dikatakan amalannya salah atau juga tata cara mengamalkannya yang salah, sehingga mengundang Jin Fasik atau energi negatif atau kesalahan internal dari aliran energi diri sendiri. Namun pada umumnya kebanyakan amalan yang tidak tepat itu mengundang jin fasik, sehingga terkadang disaat pengamalan kepala sering terasa berat dan lain-lain.

Jika sampai demikian, mari kita ambil suatu pelajaran dari Al-Qur’an, didalam ayat diatas disebutkan, ka’bah ialah Baitullah artinya rumah Allah yang disucikan sehingga Allah SWT berfirman :

“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman”.

Maka dari itu ketika kepala kita berat atau sakit ketika berdzikir segera makrifatkan diri kita sedang berdzikir di dekat ka’bah atau didalamnya, (bayangkan dengan kuat seluruh diri dan jasad kita ada disana), sambil berdzikir asmaul husna contohnya : “Yaa Allah Yaa Kholik Yaa Karim”, insya Allah kepala yang tadi terasa berat, energi panas dan sebagainya yang merupakan energi jin fasik yang berusaha menguasai tubuh kita maka, seketika rasa berat dan panas itu akan hilang sekejap, namun terkadang timbul lagi dan hilang lagi (tergantung kuatnya makrifat kita yang meyakinkan diri kita ada di tanah suci tersebut). Amalan makrifat ini bisa kita jadikan amalan penyaring apakah amalan yang akan kita riyadhohkan amalan yang baik atau amalan berenergi negatif.

Makrifat ini juga insya Allah bisa menyadarkan orang yang kesurupan, dengan memegang pundak atau keningnya atau lengan dan bacalah surah-surah Al-Qur’an atau dzikirkan asma Allah sambil memakrifatkan diri kita dan orang yang sedang kesurupan tersebut berada di ka’bah, insya Allah Jin tersebut akan lari atau terbakar atas izin Allah SWT yang telah berjanji bahwa ka’bah ialah tempat yang aman.

Atau agar anda lebih yakin lagi, coba anda dekatkan foto ka’bah kepada orang yang lagi kerasukan, pasti Jin-nya teraduh-aduh walaupun masih bisa bertahan, segera juga membaca ayat dan asma-asma Allah SWT agar di izinkan Allah yang sedang kerasukan itu menjadi sembuh.

Intinya ketika kita wirid atau dzikir makrifatkan diri kita sedang berada di dekat Ka’bah, lalu ketika dzikiran fokusnya kepada asmaNya, nanti jika merasakan hal-hal yang saya sebut di atas baru kembali makrifatkan kita diberada dalam ka’bah/di luarnya. Insya Allah dalam seketika hal-hal tersebut hilang. Baru dilanjutkan dzikiran fokus kepada Allah SWT. Namun biasanya jika suatu asma atau ayat sudah duduk didalam dada, insya Allah tanpa makrifat lagi gangguan-gangguan itu sudah tiada lagi, Wallahu a’lam.

Barokallah Fik, Semoga Bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr, Wb.

Amalan mengatasi anak durhaka

Amalan mengatasi anak durhaka

(Barokah Surat Hud Ayat 56).
Oleh: H. Rizqi Dzulqornain Al-Batawiy

Anak merupakan anugerah yang wajib di syukuri sekaligus menjadi amanah dari Allah Taala. Oleh karenanya, agama memberikan kewajiban kepada orang tua untuk mendoakan, memberi nama yang baik, mendidik, mencarikan teman atau lingkungan yang baik dan memberikan contoh teladan kepada anak-anaknya.

Banyak anak nakal, durhaka, bangor, gelajis, langka dan, bandel, susah diatur, bukan semata-mata si anak ingin nakal atau gara-gara memiliki user-useran tiga di kepalanya. Tetapi, dampak yang zhohir dari kedua orang tua yang tidak menjalankan kewajiban mereka terhadap anaknya dengan sempurna.

Dalam kaitan ini Syekhul Islam Ibrahim al-Bajuriy rahimahullah berkata :
من أدب ولده صغيرا سر به كبيرا
“Siapa saja yang mendidik anaknya di saat kecil, maka ia akan mendapat kegembiraan di saat anak itu dewasa.”

Dalam Kitab Mujarrabat disebutkan kaifiat untuk menanggulangi anak nakal plus durhaka enggak pernah dengar kata orang tuanya sebagi berikut :

1. Apabila orang tua sudah kewalahan mendidik anaknya yang sudah off side tingkat kenakalannya hendaknya ia membaca ayat :

إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ مَا مِنْ دَابَّةٍ إِلَّا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
INNAA BINAA SHIYATIHA AAKHIDZUN HUWA ILLA DAAB-BATIN MIN MAA WA RABBIKUM RABBIILLAAHI ALA TAWAKKALTU INNII MUSTAQIIMIN SHIRATHIN ALA RABBII.

“Sesungguhnya aku menyerahkan diri kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus”. (QS. Hud ayat 56).

Baca 11 kali di makanan atau minuman lalu tiup 3 tiupan pada makanan atau minuman tersebut.

2. Setelah itu baca 11 kali (jika anak wanita) kalimat :
آخذٌ بِنَاصِيَتِهَا
BINAA SHIYATIHAA AAKHIDZUN

- Jika anaknya lelaki baca 11 kali:
آخذٌ بِنَاصِيَتِه
BINAA SHIYATIHII AAKHIDZUN

Tiupkan lagi makanan atau minuman tadi 3 kali lalu kasih anak yang dimaksud untuk memakan dan meminumnya.

Lakukan kaifiat di atas selama 21 hari (satu hari sekali) dengan izin Allah Ta’ala anak itu akan berhenti nakalnya dan menjadi anak yang sholeh dan sholihah serta pintar.

Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 90.

Barokallah Fik, Semoga Bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr, Wb.


Keutamaan hauqolah

Keutamaan hauqolah
Oleh: H. Rizqi Dzulqornain Al-Batawiy

(Laa Haula Walaa Quwwata Illa Billahil Aliyyil Azhiim)
Di antara amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan memiliki fadhilah besar adalah Hauqalah yakni ucapan :

 لَا حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAHIL ALIYYIL AZHIIM
(Tiada daya dan Kekuatan, kecuali pertolongan dari Allah Yang Maha Tinggi dan Agung)

Jika urusan dunia menghimpitmu, ketakutan menghantuimu, hutang mencekikmu, penyakit menyiksamu, orang-orang yang dicintai mengkhianatimu, kejahatan orang hasut atau tukang sihir menggebukmu, masa depan dan karir membuat gelisah dirimu, gagal dalam asmara atau jodoh belum kunjung datang, belum punya keturunan, ujian hidup bertubi-tubi menyerangmu perbanyaklah membaca Hauqalah.

Di riwayatkan ketika Allah Taala menciptakan Arsy, Allah Taala memerintahkan para malaikat untuk memikul Arsy, ketika Hamalatul Arsy (malaikat pemikul Arsy) memanggulnya mereka merasakan hal yang sangat berat di pundak mereka. Allah Ta’ala mengetahui keadaan mereka sehingga Allah memerintahkan mereka untuk membaca kalimat Hauqalah. Setelah Hamalatul Arsy membacanya, mereka tidak lagi merasakan beban yang berat sama sekali dalam memikulnya.

Sayyiduna Abdullah Bin Mas’ud radhiyallahu anhu menjelaskan makna kalimat Hauqalah :
لا حول عن معصية الله إلا بعصمته، ولا قوة على طاعته إلا بمعونته
“Tidak ada daya untuk menghindarkan diri dari maksiat selain dengan perlindugan dari Allah. Tidak ada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan selain dengan pertolongan Allah”.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kepada salah seorang sahabat beliau bernama Sayyiduna Abdullah bin Qois yang terkenal dengan julukan Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu anhu untuk memperbanyak membaca Hauqalah :

يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ . فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ
“Wahai Abdullah bin Qois, katakanlah ‘Laa hawla wa laa quwwata illa billah’, karena ia merupakan simpanan pahala berharga di surga”. (HR. Bukhari no. 7386).

Kanzun min Kunuz Al-jannah, maksudnya: pahalanya disimpan bagi yang mengucapkannya. Pahalanya atau balasan amal zikir terebut disimpan di surga sebagaimana dikumpulkan, disimpan, dan dijaganya harta kekayaan.

Imam an-Nawawiy berkata :
قال العلماء:سبب ذلك انها كلمه استسلام وتفويض الى الله تعالى واعتراف بالاذعان له وانه لاصانع غيره ولاراد لامره وان العبد لايملك شيئا من الامر ومعنى الكنز هنا انه ثواب مدخر في الجنه
“Para ulama mengatakan bahwa kalimat Laa haula wa laa quwwata illaa billah (memiliki keutamaan agung) karena kalimat tersebut adalah ungkapan penerimaan dan penyerahan diri kepada Allah dan pengakuan bahwasanya tak ada pencipta selainNya, tak ada yang mampu menolak ketentuanNya dan seorang hamba tak mampu menguasai apapun. Makna dari Al-Kanz (simpanan kekayaan, seperti yang tertera dalam hadits-hadits di atas) adalah pahala yang tersimpan di Surga.”

Ibnu Rajab mengungkapkan :
فان المعنى لاتحول العبدمن حال الى حال ولاقوه له على ذلك الابالله
وهذه كلمه عظيمه وهي كنز من كنوز الجنه
“Makna ungkapan Laa haula wa laa quwwata illaa billah adalah bahwa seorang hamba tak mampu berpindah dari satu keadaan ke keadaan yang lain dan tak memiliki daya upaya dalam melakukan hal tersebut kecuali dengan kekuatan dan taufik dari Allah. Kalimat tersebut adalah ungkapan agung dan merupakan salah satu simpanan kekayaan Surga.”

Ibnul Qayyim berkata :
هذه الكلمه لها تاثير عجيب في معاناة الاشغال الصعبه وتحمل المشاق والدخول على الملوك ومن يخاف
“Kalimat ini mengandung pengaruh yang luar biasa dalam menanggung beban pekerjaan yang sulit dan keras, atau saat menghadap raja dan orang yang ditakuti”.


Imam at-Tirmidziy meriwayatkan perkataan imam Makhul rahimahullah berkata :
فمن قال : لا حول ولا قوة إلا بالله ولا منجا من الله إلا إليه ، كشف الله عنه سبعين بابا من الضر أدناها الفقر
“Siapa yang mengucapkan ‘Laa haula wala quwwata illa billah wala manjaa minallah illa ilaih’ maka Allah akan mengangkat darinya 70 pintu bahaya dan mencegah kefakiran darinya”.

Hauqalah juga menjadi amalan utama para wali quthb dan para pengamal thariqah shufiyyah. Syekh Muhammad al-Hafizh al-Mishriy Seorang Ulama besar dalam thoriqah Tijaniyah yang juga merupakan guru dari Syekh Muhammad Yasin al-Fadaniy dan Sayyid Muhammad Bin Alawi Bin Abbas al-Malikiy Radhiyallahu anhuma menyebutkan; Di antara amalan dzikir yang diperbanyak oleh Sayyidi Syekh Ahmad Tijani Radhiyallahu anhu adalah Hauqalah.

Salah satu pelayan Sayyidi Syekh Ahmad Tijaniy Radhiyallahu anhu yang bernama Sidi Mas'ud rahimahullah yang juga merupakan mertua dari Sidi Ahmad Al-Abdalawiy radhiyallahu anhu, mendapat ijazah dari Sayyidi Syekh Ahmad Tijani Radhiyallahu anhu membaca Hauqalah:
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAAHIL ALIYYIL AZHIIM

Untuk dijadikan wirid ikhtiariy (dzikir suplemen) shobahan dan masaan (pagi sore) pagi 500 kali, sore 500 kali.

Sanad muttashil kepada Imam al-Bukhariy dan berestafet kepada sayyiduna Abu Musa al-Asy’ariy (Abdullah Bin Qais dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam):
الحاج رزقي ذو القرنين أصمت البتاوي عن المعمر العلامة السيد احمد بن ابي بكر الحبشي عن العلامة الشيخ عمر حمدان المحرسي عن الشيخ فالح بن محمد الظاهري عن الشيخ محمد بن علي الخطابي السنوسي عن الامام السيد محمد مرتضى الزبيدي عن الشيخ شمس الدين محمد بن سالم الحفني عن الشيخ عبد العزيز الزيادي عن الشيخ شمس الدين محمد بن العلاء البابلي عن الشيخ سالم بن محمد السنهوري عن النجم محمد بن احمد الغيطي عن القاضي زكريا الانصاري عن الحافظ احمد بن علي بن حجر العسقلاني عن ابي اسحاق ابراهيم بن احمد التنوخي عن ابي العباس احمد بن ابي طالب الحجار قال اخبرنا الحسين بن المبارك الزبيدي قال اخبرنا ابو الوقت عبد الاول بن عيسى بن شعيب السجزي الهروي قال اخبرنا ابو الحسين عبد الرحمن بن محمد بن المظفر الداودي عن ابي محمد عبد الله بن احمد بن حمويه السرخسي سماعا قال اخبرنا ابو عبد الله محمد بن يوسف الفربري اخبرنا صاحب الجامع الصحيح الامام الحافظ الحجة ابو عبد الله محمد بن اسماعيل بن ابراهيم الجعفي البخاري قال حدثنا سليمان بن حرب حدثنا حماد بن زيد عن ايوب عن ابي عثمان عن ابي موسى الاشعري عن رسول الله صلى الله عليه واله وسلم

 Adapun sanad muttashil kepada Sidi Mas'ud dari Sayyidi Syekh Ahmad Tijaniy radhiyallahu anhu sebagai berikut :
الحاج رزقي ذو القرنين اصمت البتاوي عن الاستاذ الدكتود عادل بن احمد الشريف العلمي عن المحدث المسند العلامة السيد ادريس بن محمد العابد العراقي الحسيني عن العلامة الاديب القاضي الحاج احمد بن الحاج العياش سكيرج عن سيدي احمد العبدلاوي عن سيدي مسعود خديم سيدي الشيخ احمد التجاني عن سيدي الشيخ احمد التجاني رضي الله عنه .
Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun’yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 29.

Barokallah Fik, Semoga Bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr, Wb.


Maunah dari bersyahadat tauhid

Maunah dari bersyahadat tauhid
Oleh: Ustad Faisal Al-Fikri

Assalamu’alaikum Wr Wb.
Hari ini saya mencoba untuk share maunah atau faedah dari amalan syahadat, sebenarnya syahadat ialah kunci dari setiap amalan terutama adalah kunci untuk masuk agama islam, maka dari itu sebanyak apapun amalan seseorang walaupun amalan itu menaikan dirinya ke tingkat kesadaran tinggi namun sedikitpun tidak mengucap syahadat maka semua amalannya akan tertolak, maksudnya amalan yang dikerjakannya hanya sampai di dunia, tidak di kampung akherat, begitulah pentingnya ucapan syahadat.

LAFADZ SYAHADAT :
Tentunya semua umat islam pasti mengetahui bacaan syahadat, bahkan yang non muslim pun tahu bacaan syahadat tersebut yakni : Asyhadu ala ilaha ilallah Wa Asyhadu anna Muhammadur-rosulullah.

Artinya : Aku bersaksi Tiada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah, dan aku bersaksi Muhammad adalah utusan Allah.

IJAZAH :
Sebelum saya mendapatkan ijazah amalan syahadat, sebelumnya saya juga sempat mewiridkan syahadat sebanyak mungkin, dan Alhamdulillah manfaatnya cukup membuat pikiran jernih dan hati pun tentram. Dan beberapa hari kemudian barulah saya berkomunikasi dengan sahabat saya yang tinggal di Aceh yaitu kang Edi namanya, beliau sempat mengijazahkan amalan syahadat ini walaupun dari jarak jauh, tapi Alhamdulillah amalannya di dapatkan. Kang Edi bercerita bahwa amalan syahadat yang ia dapati sewaktu tinggal di jawa dan di ijazahi oleh Almarhumah cucu salah satu sunan walisongo yang baru meninggal beberapa bulan lalu.

FADHILAHNYA:
Adapun yang saya rasakan dalam mewiridkan syahadat ialah :
- Pikiran jernih
- Hati tentram
- Terhindar dari bisikan syaitan
- Dijauhi syaitan
- dan lain sebagainya.

Tata caranya :
Adapun tata cara yang saya gunakan hanyalah mewiridkannya dengan ikhlas tanpa hitungan pada malam hari sebanyak-banyaknya dengan khusyuk dan memahami arti atau di makrifatkan.

MAKRIFAT SYAHADAT :

AKU BERSAKSI TIADA TUHAN SELAIN ALLAH
Bersaksi makrifatnya ialah : Berucap di mulut maupun di hati bahwa ucapan itu ialah tiada sesuatupun yang aku anggap Tuhan selain hanya Allah SWT (yang kelak aku berharap nantinya dapat menyaksikan atau melihat langsung zhohir dan batin bahwa benar Tuhan itu hanya Allah SWT) dalam arti kata dapat melihat sebanyak-banyaknya tanda- tanda dari kekuasaan Allah SWT.

DAN AKU BERSAKSI MUHAMMAD ITU ADALAH UTUSAN ALLAH
Begitu juga dengan makrifat kalimat kedua bawah aku mengucapkan dengan jujur di hati bahwa Nabi Muhammad SAW ialah seorang utusan Allah SWT (apa yang disampaikan Nabi yang tak lain ialah seorang utusan Allah, haruslah kita ikuti suri tauladannya karena disitulah ada jalan yang lurus).

Keterangan :
Setiap didalam diri manusia pasti ada syaitannya yang selalu berbisik didalam hati, syaitan itu tak lain membisikan kejahatan didalam dada manusia, dari kejahatan untuk menyuruh kita berbuat jahat pada diri sendiri maupun pada diri orang lain. Dan tak sedikit bisikan syaitan di kategorikan juga membisik rasa was-was yang membuat kita gelisah dan resah.

Jikalau kita berpikir lagi kenapa syaitan berbuat demikian pada manusia..??.
Itu tak lain karena syaitan sangat membenci manusia, syaitan tidak sanggup untuk membenci Allah SWT karena syaitan itu juga tahu bahwa Allah SWT Yang Maha Pencipta dan Pemiliki Segala Kekuatan, jadi syaitan berperilaku membisikan kejahatan ke dalam diri manusia bukan karena membenci Allah SWT, namun membenci manusia, oleh sebab itu dikatakan di dalam Al-Qur’an yaitu:

 “Dan katakanlah kepada hamba-hambaKu: “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. (QS. Al-Isra ayat 53).

Nah maka dari itu, syaitan membenci manusia, apa lagi manusia itu rajin ibadah pastinya tindakan syaitan di pertingkatkan bisikannya untuk menjatuhkan keimanan manusia itu, dan tindakan ini pun bukan karena membenci Allah SWT, namun agar manusia itu ikut masuk kedalam api neraka menemaninya yaitu syaitan itu sendiri.

Salah satu ideolagi syaitan ialah menyesatkan dan menjadikan manusia itu teman didalam neraka nantinya, akan tetapi syaitan itu sendiri tidak bisa berpikir (karena di butakan hatinya dari petunjuk Allah SWT) bahwa sebanyak-banyak apapun manusia yang dapat di ambilnya sebagai teman di Neraka, dirinya tetap mendapat siksa neraka, dan saat ini pun syaitan merasakan sepele tentang siksa Neraka, karena merasakan dirinya tangguh dapat menjadi apapun dan merasakan sakit di dunia. Namun dirinya tidak sadar atau tidak mendapat petunjuk bahwa siksa neraka itu ialah azab yang besar.

AKHIR CERITA :
Setiap manusia yang bersyahadat maka syaitan yang ada didalam diri manusia itu sangat membenci akan hal itu, ditambah panasnya dari energi asma Allah kepada kaum kafir itu, maka mau tidak mau mereka pergi dari dalam hati kita sehingga hati kita yang awalnya banyak bersemayam syaitan berbisik didalam hati, kini kosong dan menjadi tentram seperti lapang tiada bisikan. Namun syaitan bukannya akan pergi selamanya, ini bertahan sampai mana dzikrullah kita berhenti sesaat, maka syaitan akan muncul kembali didalam hati kita untuk memberi rasa was was didalam dada (coba anda baca surah An-Naas).

Maka dari itu marilah kita mengerjakan amal sholeh agar mendapat perlindungan lahir dan batin dari Allah SWT.

Barokallah Fik, Semoga Bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr, Wb.


Doa Nabi Yunus,amalan dzun nun

Doa Nabi Yunus,amalan dzun nun

Oleh: Ustad Faisal Al-Fikri

Assaalamu’alaikum Wr Wb.
Berikut kisah Dzun Nun atau Nabi Yunus AS didalam Al-Qur’an :

Bismillahirrohmaanirrohim

وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ
“Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul” (QS. Asshaafat : 139).

إِذْ أَبَقَ إِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ
“(ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan”, (QS. Ash-shaafat : 140).

فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِينَ
“kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian”. (QS. Ash-shaafat : 141).

فَالْتَقَمَهُ الْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌ
“Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela”. (QS. Ash-shaafat : 142).

فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ
Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, (QS. Ash-shaafat : 143)

لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit”. (QS. Ash-shaafat : 144)

۞ فَنَبَذْنَاهُ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ سَقِيمٌ
“Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit”. (QS. Ash-shaafat : 145)

وَأَنبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِّن يَقْطِينٍ
“Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu”. (QS. Ash-shaafat : 146)

وَأَرْسَلْنَاهُ إِلَىٰ مِائَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ
“Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih”. (QS. Ash-shaafat : 147)

فَآمَنُوا فَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَىٰ حِينٍ
“Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu”. (QS. Ash-shaafat : 148)

فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ آمَنَتْ فَنَفَعَهَا إِيمَانُهَا إِلَّا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَىٰ حِينٍ
“Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” (QS. Yunus : 98).

وَذَا النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Anbiya : 87).

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَٰلِكَ نُنجِي الْمُؤْمِنِينَ
“Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman”. (QS. Al-Anbiya : 88).

Shadaqallahul azhiim
Dari kesimpulan ayat-ayat Al-Qur’an diatas ialah dahulu ada seorang Nabi yang bernama yunus atau dzun nun seorang hamba Allah yang diutus kepada kaumnya yang kafir, namun sedemikian usaha nabi, tidaklah sangat berbuah hasil melainkan hanya sedikit saja yang mau ikut beriman. Dimana suatu ketika Nabi Yunus as berinisiatif sendiri dalam keadaan emosi tanpa turun wahyu dari Allah SWT sang nabi mengambil keputusan bahwa kaumnya sudah pasti celaka terkena azab Allah SWT karena mereka tidak juga mau beriman, maka Sang Nabi pergi dari mereka tanpa perintah dari Allah SWT, disinilah perbuatan seorang Nabi Yunus dari kesalahannya sehingga Allah SWT memberi cobaanNya kepada sang Nabi dengan masuk kedalam perut ikan paus, didalam cerita Al-Qur’an sang Nabi pergi meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah karena watak kaumnya cukup keras untuk diajak beriman, sampailah ke pelabuhan dan hendak mengarungi kapal, didalam kapal belayar ditengah lautan, maka siasat Allah SWT berjalanlah untuk memberi cobaan kepada sang Nabi yang memiliki kesalahan, akan tetapi sang nabi sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya salah (meninggalkan kaumnya sebelum perintah Allah SWT).

Maka sampailah dirinya tertelan didalam perut ikan, yang sangat gelap dan sesak yang penuh kedukaan dan kerisauan, beliau tersadar bahwa Allah SWT sedang memberikan ujian dan cobaan.

Dengan harapan dan memohon ampunan dari kesalahannya dan sambil berdzikir sambil menangis beliau mendzikirkan “Laa ilaha ila anta subhanaka inni kuntu minazh-zholimin: yang artinya: “Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, Sesungguhnya aku adalah termasuk orang yang zalim”.

Amalan dzikir sang Nabi sebenarnya ialah Laa ilaha ilallaah dengan Subhanallah, yang artinya Tiada Tuhan Selain Allah dan Maha Suci Allah.

Pagi dan petang beliau selalu berdzikir dalam mengingat Allah SWT, Sehingga sampai beliau berada didalam perut ikan, terhamparlah amalan dzikirnya menjadi berdoa yang dengan penuh makrifat.

Karena sadar atas kesalahannya sang Nabi sangat malu kepada Allah SWT, sampai sampai rasa malu itu, malu untuk menyebut asma Nya, namun disisi lain rasa malu pun juga tidak dapat menolong dirinya, hanya bertaubatlah yang dapat menyelamatkannya, dengan rasa malu dan penuh penyesalan maka terhamparlah amalan yang telah berisi didalam dadanya.

Laa ilaha ila Anta : “Tiada Tuhan Selain Engkau” (Allah SWT)
Subhanaka : “Maha suci Engkau” ( Allah SWT )
Inni kuntu minazh-zholimin : “Sesungguhnya aku adalah termasuk orang yang dzolim”.

Kalimah itu keluar dari lubuk hatinya yang terucap di mulut sebagai bentuk rasa yang tidak di buat-buat, Lalu sang Nabi diberikan ampunan kepada Allah SWT, karena beliau ialah termasuk orang yang banyak mengingat Allah SWT seperi firmanNya didalam surah asshaafat berikut :
فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ
“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah”. (QS. Ash-shaafat : 143).


DOA DZUN NUN
Laa ilaha illa anta, Subhanaka, inni kuntu minazh-zholimin

Adapun cerita didalam Al-Qur’an ialah sebagai pelajaran bagi ulil albab (orang yang berakal). Maka mari kita pegang Al-Qur’an yaitu dengan mempelajari isinya yaitu bagi kita yang di landa musibah, hidup sulit, sedang menghadapi masalah, di zholimi orang, telah melakukan kesalahan sehingga ingin taubat kita diterimaNya maupun dalam hajat-hajat yang lain, mari kita gunakan serta bermakrifat didalamNya.

Tata cara riyadhohnya :
1. Ambillah waktu yang senggang dari kesibukan, lebih afdhol waktu sepi yaitu tengah malam.
2. Ambillah situasi tersebut didalam gelap (ruang gelap) sebagaimana syariatnya pada cerita Nabi Yunus as yang berada didalam perut ikan yang gelap dan penuh pengharapan.
3. Lalu Sholat Hajad 2 rakaat, dan duduk tenanglah sambil berdzikir doa dzun nun diatas.
4. Sebelum berdzikir berdoalah dengan khusyuk, Doa didalam permasalahan anda.
“Yaa Allah, keluarkanlah hamba dari permasalahan ini, dan ampunilah hamba sebagaimana engkau mengeluarkan dan mengampuni nabiMu yang berada didalam perut ikan”.

DOA INGIN MELIHAT ALAM JIN (Alamul Ghuyub).
“Yaa Allah, tampakanlah kepada hamba apa yang tidak hamba lihat, akan tetapi mereka ( Jin ) dapat melihat, karena hamba masih bodoh dalam hal ini, dan kabulkanlah doa hamba sebagaimana Engkau mengabulkan nabiMu yang sedang berada didalam perut ikan”.

DOA INGIN KELUAR DARI KEBODOHAN ATAU KESEMPETIAN HATI DAN SEBAGAINYA.
“Yaa Allah , keluarkanlah hamba dari kebodohan, sehingga hamba memahami apa yang telah Engkau beri petunjuk, sebagaimana Engkau mengeluarkan dan memberi petunjuk kepada nabiMu yang berada didalam perut ikan”.

5. Selepas berdoa, langsung tujukan hati kepada makna kalimah-kalimahNya yaitu
“Tiada tuhan selain Engkau, Maha suci Engkau, SesungguhNya aku adalah termasuk orang orang yang zholim”.

Sedangkan mulut mengucap kalimahNya yaitu : Laa ilahailla anta, Subhanaka, Inni kuntu minnazh-zholimin.

Usahakan ucapan dimulut dan di hati bersatu, walaupun dimulut atau lisan berbahasa arab dan di hati makna dari bahasa arab tersebut, Dzikirkan sebanyak-banyaknya tanpa terpikir hitungan, terpikir pikiran apapun. Cukup hanya kalimah-kalimah Allah tersebut yang perlu di fokuskan, insya Allah Qobul.

Barokallah Fik, Semoga Bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr, Wb.