PERISAI MUKMIN CHANNEL YOUTUBE

Channel youtube berbagi kumpulan shalawat nabi dan dzikir serta kisah islami

SHALAWAT NAJIYATUL QUBUR

Sholawat penyelamat dari siksa kubur ijazah Al-Habib Muhammad bin Ali Al-Habsyi Shohibul Maulid Simtudduror, diamalkan dibaca satu kali ketika ziarah kubur dan buat yang masih hidup bisa dibaca satu kali setiap hari.

SHALAWAT DARI AL-ARIF BILLAH KH. IMAM KHOLIL BIN SYEKH SYU'AIB BIN ABDUL ROZAQ SARANG REMBANG

Keutamaannya jika dibaca satu kali sebanding dengan membaca kitab Sholawat Dalail Al-Khoirot seratus ribu kali dan membebaskan dari sentuhan api neraka.

FILM-FILM LAWAS INDONESIA

Koleksi berbagai film lawas indonesia era 70 hingga 90an, baik film laga dan komedi

Ijazah Membuka Sesuatu yang tertutup

Ijazah amalan dari Habib Syech untuk membuka sesuatu yang tertutup

KEUTAMAAN DAN BERKAH MANDI DI WAKTU FAJAR

keistimewaan mandi fajar yaitu mandi pada pagi hari sebelum adzan subuh yang sebagian orang tidak mengetahuinya.

HAJAT TERKABUL DENGAN ISTIQOMAH SHALAT TASBIH

Memohon hajat yang sulit agar terkabul dengan barokah melaksanakan shalat tasbih

Rabu, 02 Agustus 2017

KEUTAMAAN MEMBACA SURAH AL-KAHFI DI MALAM JUM'AT DAN DIHARI JUM'AT

KEUTAMAAN MEMBACA SURAH AL-KAHFI DI MALAM JUM'AT DAN DIHARI JUM'AT
Surah Al-Kahfi atau dalam bahasa arab yaitu Al-Kahf yang berarti “Gua” yang juga disebut dengan Ashabul Kahf merupakan surah yang ke-18 di dalam Al-Qur'an.

Surah ini diberi nama Al-kahfi dan Ashabul kahf karena mempunyai arti penghuni-penghuni gua.

Surah Al-kahfi ini merupakan golongan dari surah-surah Makkiyah, karena surah ini termasuk dari salah satu surah yang diturunkan di kota Mekkah. Dalam surah Al-kahfi mempunyai banyak keutamaan-keutamaan yang sangat agung bila di bandingkan dengan beberapa surah yang lain.

Namun, tidak semua orang yang mengetahui tentang keutamaan dari surah Al-Kahfi yang begitu agung ini, sehingga sebagian dari mereka jarang mengamalkannya atau bahkan tidak pernah membacanya apalagi menghafalnya.

Nah, mungkin sebagian dari kalian ingin mengamalkannya hanya saja tidak tahu kapan waktu membacanya yang paling baik. Namun jika anda sudah mengetahui kapan terbaik untuk mengamalkannya, maka tidak ada alasan bagi anda untuk tidak mengamalkannya, kecuali jika anda menyia-nyiakan keutamaan dari surah Al-Kahfi tersebut.

Menurut Dr. Muhammad Bakar Isma’il dalam Al-Fiqh Al-Wadhih min Al-Kitabwa Al-sunnah mengutarakan, bahwa diantara amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada malam dan hari Jum’at adalah membaca surat Al-Kahfi. (Al-Fiqhul Wadhih minal Kitab was Sunnah).

Kenapa kok pada malam dan hari jum’at...??, kenapa enggak hari sabtu atau hari minggu, karena malam jum'at dan hari jum’at dalam islam merupakan hari yang istimewa, dimana hari itulah merupakan hari dimana Nabi Adam as diciptakan dan dan diwafatkan.

Sebagaimana Rasulullaah SAW bersabda :
إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ
“Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. . . . " (HR. Abu Dawud, an Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim dari hadits Aus bin Aus)

Oleh karena itu, dihari jumat yang merupakan hari paling afdhol terdapat amalan-amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada hari itu, salah satu amalan yang dianjurkan pada hari jumat adalah membaca surah Al-kahfi.

Nah, agar sahabat sekalian bisa semangat untuk mengamalkannya marilah kita bahas tentang keutamaan dari Surah Al-kahfi tersebut, diantaranya yaitu:

1. TERHINDAR DARI FITNAH DAJJAL

Seseorang yang membaca Al-Kahfi pada hari Jum'at akan terhindar dari fitnah Dajjal. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa dengan rajin membaca surat ini pada hari jumat maka akan terhindar dari fitnah tersebut.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءَ يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ
“Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat." (HR. Abu Bakr bin Mardawaih dalam tafsirnya dengan isnad yang tidak apa-apa. Dari kitab at-Targhib wa al- Tarhib: 1/298)

2. MENDAPATKAN AMPUNAN DOSA DIANTARA DUA JUM'AT

Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu anhu, Rasulullaah SAW bersabda:
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ أَضَآءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ
“Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jum’at." (HR. Al-Hakim: 2/368 dan Al-Baihaqi: 3/249).

Ibnul Hajar mengomentari hadits ini dalam Takhrij al-Adzkar, “Hadits hasan." Beliau menyatakan bahwa hadits ini adalah hadits paling kuat tentang surat Al-Kahfi. Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam Shahih al-Jami’, no. 6470)

3. MENDAPATKAN CAHAYA DIANTARA DUA JUM'AT
Ganjaran yang Allah berikan bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada malam dan hari Jum’at, maka mereka akan diberikan cahaya (disinari). Dan cahaya ini diberikan ketika nanti dihari kiamat, yang memanjang dari bawah kedua telapak kakinya sampai ke langit, dan hal ini menunjukkan panjangnya jarak cahaya yang diberikan kepadanya, sebagaimana Allah SWT berfirman :
يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ
“Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka." (QS. Al-Hadid: 12).

Dan diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri radliyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
مَنْ َقَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ

“Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul atiq." (Sunan Ad-Darimi, no. 3273. Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 736).

Nah, itulah sebagian keutamaan surah Al-kahfi yang bisa dijelaskan dan bisa kita amalkan pada malam jum'at dan dihari jum'at, manfaatkan waktu malam Jum'at dengan sebaik-baik, apalagi waktu diantara Maghrib dan Isya, karena diwaktu tersebut manusia banyak yg dibuat lalai oleh Syaitan.

Sebagaimana dijelaskan oleh Al-Allamah Al-Habib Umar Bin Hafidz, Diwaktu antara Maghrib dan Isya ada sebuah simpanan pahala yang banyak, maka para sholihin menggunakan waktu tersebut untuk khusyu, untuk beribadah, untuk mendekatkan diri kepada Robbul alamin.
Sehingga diwaktu tersebut kita dianjurkan untuk memperbanyak amal, untuk mendekat kepada Allah. Ajarkanlah perihal ini kepada yang lain, contoh sering kita lihat anak anak kecil diajarkan untuk mengaji diwaktu tersebut, dilarang menonton TV diwaktu tersebut dan lain sebagainya, pemandangan tersebut sudah jarang disekitar kita, sebagai orang tua pun kita tidak mencontohi kepada anak-anak kita

Syetan tahu akan fadhilah diwaktu tersebut, sehingga syetan membuat program-program yang tujuannya adalah membuat kita lalai dari Allah, Syaithan menginginkan manusia menjalankan programnya, yang antara lain program yang dijalankan salah satunya siaran televisi yang dimulai diwaktu Maghrib dan Isya, ditayangkanlah tayangan yang menurutnya bisa menarik orang banyak untuk menonton sehingga lalai dari Allah, tidak mendapatkan fadhilah diwaktu tersebut.

maka ajarkan kepada diri kita untuk menghindari hal-hal tersebut, menghindari hal hal yang membuat kita lalai dari Robbul alamin dan ajarkanlah kepada orang lain, dari yang lingkungan yang paling kecil yaitu keluarga kita dan semakin besar mudah mudahan kaum muslimin memanfaatkan waktu tersebut.

Yaa Allah Yaa Rahman Ya Rahiim
Ya Allah, Penuhilah hati ini dengan rasa cinta kepadaMu dan kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW, Dan jadikan kami mencintai sesuatu karena Engkau Ya Allah.

Jangan biarkan kami dan saudara kami lalai diwaktu tersebut, dan lindungilah kami dari godaan Syetan, sehingga kami bisa mendapat fadhilah diwaktu tersebut Aamiin Yaa Allah Yaa Rabbal alamin.


Semoga Allah Swt menjadikan kita semua hamba-hambaNya yg mendapatkan syafa'at dan keridhoanNya. Aamiin. Semoga Bermanfaat.

ALLOHUMMA SHOLLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ALAA AALIHII WASHOHBIHII WA UMMATIHII WASALLIM

Semoga Bermanfaat
Subscribe

BANGUNAN KA'BAH PERNAH DI MIRINGKAN OLEH ALLAH SWT KARENA SIKAP YANG TIDAK SOPAN KEPADA SUNAN KALIJAGA

sunan kalijaga
Dikisahkan suatu kali, sunan kalijaga pergi berkunjung ke Mekkah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa Sunan Kalijaga adalah sosok seorang yang cinta akan budaya negerinya sendiri maka ketika pergi ke Mekkah pun, beliau tetap berpakaian dengan pakaian adat dari negerinya sendiri.

Nah, ketika di Mekkah ada seorang ulama yang kurang setuju dengan cara berpakaian sunan kalijaga tersebut dan ulama tersebut memberi saran agar Sunan Kalijaga supaya menyesuaikan cara berpakaiannya, tapi sunan kalijaga tidak menghiraukanNya, yang akhirnya ulama tersebut jengkel terhadap sunan kalijaga dan berusaha mencopot BlangkonNya Sunan Kalijaga tapi tidak bisa, ulama tersebut hanya bisa berhasil memiringkannya.

Sepeninggal dari kejadian tersebut, Mekkah geger karena bangunan ka'bah menjadi miring, setelah di musyawarahkan oleh beberapa ulama, ada salah satu ulama yang diberi tahu oleh Allah SWT bahwa miringnya ka'bah karena ada salah satu ulama yang sikapnya kurang sopan terhadap walinya Allah yaitu Sunan Kalijaga.

Akhirnya ulama yang kurang sopan tersebut mencari sunan kalijaga untuk meminta maaf kepadanya, setelah ulama tersebut berhasil menemukan sunan kalijaga, ternyata posisi Blangkon sunan kalijaga masih dalam keadaan miring, setelah meminta maaf kepada sunan kalijaga dan membenarkan kembali posisi BlangkonNya akhirnya posisi Ka'bah kembali normal.

Wallahu a'lam bishowwab.

ALLOHUMMA SHOLLI ALAA SAYYIDINAAA MUHAMMADIN WA ALAA AALIHII WASHOHBIHII WA UMMATIHII WASALLIM

Semoga Bermanfaat

INSAN MANUSIA YANG DI MULIAKAN DIMATA ALLAH SWT

INSAN MANUSIA YANG DI MULIAKAN DIMATA ALLAH SWT
Saudaraku, tentunya anda mengetahui setiap manusia Allah berikan suatu kelebihan dan kekurangan, dan tidak ada manusia yang seutuhnya sempurna. Dari hal itu jugalah kita bisa mengacu bahwa semua kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri manusia merupakan kuasa dan kehendak Allah Swt.

Kelebihan dan kekurangan yang Allah Swt titipkan kepada kita itu dapat berupa fisik, materi, Ilmu, kedudukan, jabatan, keturunan, harta dan lain-lain. Allah Swt sendiri telah menyebutkan bahwa manusia diciptakan beragam, hal ini dengan tujuan agar dapat saling mengenal.

Mungkin ada yang menyangka bahwa yang paling mulia adalah yang kaya harta, dari golongan konglomerat, yang cantik rupawan, yang punya jabatan tinggi, berasal dari keturunan Arab atau bangsawan. Namun, Allah sendiri menegaskan yang paling mulia adalah yang paling bertakwa.

Ayat yang patut jadi renungan saat ini adalah firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)

Ath Thobari rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian wahai manusia adalah yang paling tinggi takwanya pada Allah, yaitu dengan menunaikan berbagai kewajiban dan menjauhi maksiat. Bukanlah yang paling mulia dilihat dari rumahnya yang megah atau berasal dari keturunan yang mulia.” (Tafsir Ath Thobari, 21: 386).

Kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri kita merupakan nikmat. Dan nikmat-nikmat itu sendiri bisa menjadi ujian dan cobaan bagi yang memilikinya.

Dalam konteks ujian, kelebihan yang kita miliki dapat berubah menjadi positif atau negatif. Jika kelebihan yang kita miliki menjadikan kita sombong, angkuh, meremehkan orang lain, menzholimi orang lain, maka justru kelebihan itu akan membinasakan diri kita sendiri. Lain halnya jika kelebihan yang kita miliki dapat membuat kita menjadi lebih bersyukur, lebih taat kepada Allah serta memanfaatkannya secara luas untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain, maka kelebihan tersebut bersifat positif karena kita mampu mengelolanya dengan baik.

Ibnu Katsir rahimahullah berkata : “Sesungguhnya kalian bisa mulia dengan takwa dan bukan dilihat dari keturunan kalian” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 13: 169)

Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata :
كرم الدنيا الغنى، وكرم الآخرة التقوى
“Mulianya seseorang di dunia adalah karena kaya. Namun mulianya seseorang di akhirat karena takwanya.” Demikian dinukil dalam tafsir Al Baghowi. (Ma’alimut Tanzil, 7: 348)

Banyak hadits pula yang menyebutkan hal di atas, yaitu semulia-mulia manusia adalah yang paling bertakwa.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ النَّاسِ أَكْرَمُ قَالَ « أَكْرَمُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاهُمْ » . قَالُوا لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ . قَالَ « فَأَكْرَمُ النَّاسِ يُوسُفُ نَبِىُّ اللَّهِ ابْنُ نَبِىِّ اللَّهِ ابْنِ نَبِىِّ اللَّهِ ابْنِ خَلِيلِ اللَّهِ » . قَالُوا لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ . قَالَ « فَعَنْ مَعَادِنِ الْعَرَبِ تَسْأَلُونِى » . قَالُوا نَعَمْ . قَالَ « فَخِيَارُكُمْ فِى الْجَاهِلِيَّةِ خِيَارُكُمْ فِى الإِسْلاَمِ إِذَا فَقِهُوا »
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Siapakah orang yang paling mulia..?” “Yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara mereka”, jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang tersebut berkata, “Bukan itu yang kami tanyakan”. “Manusia yang paling mulia adalah Yusuf, nabi Allah, anak dari Nabi Allah, anak dari nabi Allah, anak dari kekasih-Nya”, jawab beliau. Orang tersebut berkata lagi, “Bukan itu yang kami tanyakan”. “Apa dari keturunan Arab..?”, tanya beliau. Mereka menjawab, “Iya betul”. Beliau bersabada, “Yang terbaik di antara kalian di masa jahiliyah adalah yang terbaik dalam Islam jika dia itu fakih (paham agama).” (HR. Bukhari no. 4689)

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
».
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa dan harta kalian. Namun yang Allah lihat adalah hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564)
عَنْ أَبِى ذَرٍّ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ لَهُ « انْظُرْ فَإِنَّكَ لَيْسَ بِخَيْرٍ مِنْ أَحْمَرَ وَلاَ أَسْوَدَ إِلاَّ أَنْ تَفْضُلَهُ بِتَقْوَى »
Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Lihatlah, engkau tidaklah akan baik dari orang yang berkulit merah atau berkulit hitam sampai engkau mengungguli mereka dengan takwa.” (HR. Ahmad, 5: 158. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dilihat dari sanad lain).

SaudaraKu, Setiap kelebihan atau keutamaan yang telah Allah berikan kepada kita seyogyanya kita sadari bahwa itu merupakan anugerah, bukan untuk di sombong sombongkan hingga sampai meremehkan orang lain. Bahkan ketika kita merasa lebih utama atau mulia karena sudah menjadi seseorang yang rajin melakukan amal ibadah, itu sendiripun sebenarnya tidak akan banyak berarti apa-apa karena kita tidak pernah tahu apakah Allah Swt sudah menerima atau belum amal ibadah kita tersebut.

Sedikit Hikmah :
============
Ada seorang guru mengajari muridnya yang benar-benar taat kepada gurunya, sampai gurunya menyuruh membaca ini dan itu, menghafal ini dan itu berdzikir ini dan itu. Semuaaa ditaati oleh muridnya yang taat itu.

Suatu saat sang murid mengamalkan suatu amalan yang bisa bikin dia berjalan diatas air, semua petunjuk gurunya dipraktekkan oleh si murid dan diamalkan oleh murid yang taat tersebut.

Suatu hari sang Guru berpergian bersama murid yang taat, ingin berdakwah ke desa seberang yang harus melewati sungai yang sangat besar, lalu sampailah mereka ke tepi sungai,

Lantas sang guru bertanya kepada muridnya yang taat ini, bagaimana kita mesti menyebrang...?, mana jembatannya...??.

Lalu murid yang taat itu menjawab: "Oh kita tidak perlu jembatan, kan ustad mengajarkan amal yang terus saya jalankan hingga saya bisa berjalan diatas air". Lalu si murid mempraktekkan, dengan tenangnya dia berjalan diatas air seperti berjalan diatas tanah hingga selama sampai seberang, tinggal sang guru yang bingung. Akhirnya dia putuskan untuk ikut menyebrangi sungai menyusul muridnya yang taat.

Tapi apa yang terjadi..?, Sang guru tenggelam, karena dia bisa menyarankan, mengajarkan, tapi dia sendiri tidak mengamalkan.

Subhanallah, Jika kita memang ingin meniru akhlak Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam, bahwa Rasulullaah Saw selalu tawadhu, rendah hati, tidak ada kesombongan sedikitpun, Selalu tersenyum, Ramah dengan siapapun.

Manusia zaman sekarang berbeda, sering mengganggap orang lain rendah, gak level, merasa lebih banyak amalnya, lebih tinggi ilmunya, lebih banyak sedekahnya, dan lain sebagainya, Na'udzubillah.

Jadi Saudaraku, jadikanlah diri kita untuk selalu taat kepada Allah Swt, dengan sebenar-benarnya takwa, dan bila kita ahli dalam hal apapun jangan merasa bangga dan ujub walau sekecil apapun.

Orang yang ujub dengan diri dan amalannya merasa tinggi dan mulia dihadapan yang lain, padahal hakekatnya dialah yang paling rendah dihadapan Allah Swt.

Semoga Allah Swt menjadikan kita semua hamba Allah yang menyadari bahwa segala kelebihan yang telah Allah berikan merupakan titipan sekaligus anugerah dan semoga Allah tidak menjadikan kita sombong karenanya.

Semoga pelajaran tentang ayat yang mulia diatas bermanfaat dan bisa menjadi renungan.

ALLOHUMMA SHOLLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ALAA AALIHII WASHOHBIHII WA UMMATIHII WASALLIM

Semoga Bermanfaat
Subscribe

SHOLAT SUNAT UNTUK TERKABULNYA HAJAT

Syekh Jamaluddin Yunus as-Sajaawandy ra berkata :”Barang siapa yang ingin terkabul keinginannya, tulislah do`a dibawah ini lalu lemparkan ke air yang mengalir ( sungai ). Insya Allah dalam waktu kurang dari seminggu hajat keperluannya akan terkabul”.
بسم الله الرحـمن الرحيم. لاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم. بسم الله الـمـلك الـحق الـمبين. من العبد الذليل إلى الـمولى الـجليل مسني الضر وأنت أرحم الراحـمين

Bismillahirrahmaanirrahiim laahaulaa wa laa quwwata illa billahil aliyyil azhiimi,bismillahil malikil haqqil mubiin,minal 'abdi dzaliili ilal maulal jaliili masanniyadh dhurru wa anta arhamur raahimiin
         
 Atau ada juga cara yang lain.
 Apabila ingin hajat kebutuhannya cepat terkabul, kerjakanlah sholat sunat 6 rokaat dengan  3 kali salam. Surat yang dibacanya be bas. Setelah selesai sujudlah dan bacalah surat al-Kafirun 7x dalam keadaan sujud,  kemudian dilanjutkan dengan membaca do`a ini :
بسم الله الرحـمن الرحيم. اللهم اجعلنـي مـمن دعاك فأجبته. وآمن بك فهديته. ورغب إليك فأعطيته. وتوكل عليك فكفيته. واقترب منك فأدنيته. اللهم امدد لي عيشـي مدا. واجعل لي في قلوب الـمؤمنين ودا. اللهم إني أسألك الإيـمان بك. وأسألك الفضل من الرزق. وأسألك العافية من البلآء في الدنيا والآخرة. وأسألك حسن العاقبة فى الدنيا والآخرة.   ( 3 × )
Allahummaj'alnii mimman da'aaka fa ajabtahu wa aamana bika fahadaitahu wa raaghiba ilaika fa-'athaitahu wa tawakkala 'alaika fakafaitahu  wa aqtaraba minka fa adnaitahu,allahumma amdud lii 'aisyi maddan waj'al lii fii quluubil mu'miniina wudda,allahumma inni as alukal iimaans bika wa as alukal fadhla min ar rizqi wa as alukal 'aafiyata minal balaai fid dunya wal aakhirati wa as aluka husnal 'aaqibati fid dunya wal aakhirati

Setelah itu mintalah kepada Allah sesuai dengan hajat yang dibutuh kannya. Insya Allah terkabul.

Sumber: Jawahirul khamsi hal 46

Semoga Bermanfaat
Subscribe

AMALAN AGAR DIBERIKAN KECERDASAN MELEBIHI LAINNYA

 
Doa Amalan dari Al Arifbillah Al-Faqih Al-Habib Zein bin Ibrahim bin Sumaith

Pertama:

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي (25) وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي (26) وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي (27) يَفْقَهُوا قَوْلِي (28)
ROBBISY ROHLY SHODRY WA YASSIRLY AMRY WAHLUL 'UQDATAN MIN LISAANY YAFQOHUU QOULY (3 kali)  (QS. Thaahaa [20]: 25-28)

Kedua:
 (فَفَهَّمْنَاهَا سُلَيْمَانَ وَكُلًّا آتَيْنَا حُكْمًا وَعِلْمًا وَسَخَّرْنَا مَعَ دَاوُودَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَ (79
FA FAHHAMNAAHAA SULAIMAANA WA KULLAN ATAYNAA HUKMAN WA 'ILMAN WA SAKHKHORNAA MA'A DAAWUUDAL JIBAALA YUSABBIHNA WAT THOIIR (1 kali) (QS. Al-Anbiyaa [21]: 79).

Dibaca setiap mau belajar dan akan ujian

Ketiga:
Kalau bisa setiap malam Jum'at pada setiap kali baca surat al-Kahfi dan bila sampai pada ayat :
فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا (65)
FAWAJADAA 'ABDAN MIN 'IBAADINAA AATAINAAHU ROHMATAN MIN 'INDINAA WA 'ALLAMNAAHU MIN LADUNNAA 'ILMAN  (QS. Al-Kahfi [18]: 65).

Diamlah sejenak, pejamkan mata dan memohon, "YA ALLAH BERIKAN AKU JUGA ILMU LADUNNI SEBAGAIMANA YANG TELAH ENGKAU BERIKAN PADA HAMBAMU-NABI KHIDHIR 'ALAIHIS-SALAM DAN HAMBA-HAMBAMU YANG SHOLEH."

Ijazah ini disampaikan oleh Al Habib Alwi bin Ali Al habsyie, semoga hal ini ada manfaatnya bagi kita semua dan kita pun dapat istiqomah dalam mengamalkannya. Ayuuk, mari kita katakan bersama-sama, "Qabilna-ijazah."

Semoga Bermanfaat
Subscribe

Selasa, 01 Agustus 2017

SHALAWAT AL-ARIF AS-SEGGAF AL-HABSYI


 اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ غِنَى فَقْرِيْ وَحَيَاةِ رُوْحِيْ وَهُدَى قَلْبِيْ وَشَرْحِ صَدْرِيْ وَنَجَاتِيْ فِى الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ عَدَدَ كُلِّ ذَرَّةٍ
ALLOHUMMA SHOLLI WASALLIM WABAARIK ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN FAQRII HAJAATI RUUHI HUDA QOLBI WASYARKHI SHODRI NAJAATI FIIDUNYAA WA AAKHIROH, WA ALAA AALIHI WASHOHBIHII ADADA KULLA DZARROTIN.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat, keselamatan dan keberkahan atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW, kayakanlah aku dari kefakiranku, hidupnya ruhku, petunjuk hatiku, kelapangan dadaku dan keselamatanku di dunia dan akhirat beserta keluarga dan sahabatnya sebanyak jumlah biji-bijian.

Semoga Bermanfaat
Subscribe

KEUTAMAAN SUNNAH NABI SAW MEMBAKAR WEWANGIAN BUKHUR KETIKA BERDZIKIR

Sering kali kita menjumpai pembakaran bukhur di tempat-tempat tertentu (misalnya makam para wali). Dan juga sering dijumpai pada acara-acara tertentu (seperti doa sedekah bumi) yang dilakukan secara islami dengan menggunakan bahasa Arab. Bagi sebagian warga bau aroma bukhur di identikan dengan pemanggilan roh, dan sebagian yang lain menganggapnya sebagai pengharum ruangan, dan ada pula yang merasa terganggu dengan bau kemenyan.

Bagaimanakah sebenarnya hukum menggunakan bukhur...?, Baik dalam kehidupan sosial bermasyarakat maupun dalam urusan beribadah..?.

Mengharumkan ruangan dengan membakar bukhur, dupa, mustiki, setinggi kayu gaharu yang mampu membawa ketenangan suasana adalah suatu hal yang baik. Karena hal ini itba’ dengan Rasulullaah SAW, beliau sendiri sangat menyukai wangi-wangian, baik minyak wangi, bunga-bungaan ataupun pembakaran dupa.

Hal ini turun temurun diwariskan oleh beliau kepada sahabat dan tabi’in. Dan menurut berita yang kami peroleh dari seorang teman yang pernah menjadi TKI di Arab Saudi, ternyata tradisi membakar Bukhur masih ada disana hingga zaman sekarang. Dan Hingga sekarang banyak sekali penjual minyak wangi dan juga kayu gaharu, serta dupa-dupaan di sekitar Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.

Beberapa hadits menerangkan tindakan sahabat yang menunjukkan kegemaran mereka terhadap wangi-wangian hal ini ditunjukkan dengan hadits:
اذا جمرتم الميت فأوتروا
"Apabila kamu mengukup mayyit, maka ganjilkanlah". (HR. Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

Ad-dailami juga menerangkan :
جمروا كفن الميت 
"Ukuplah olehmu kafan maayit".
Dan Ahmad juga meriwayatkan :
اذا اجمرتم الميت فاجمرواه ثلاثا
"Apabila kamu mengukup mayyit, maka ukuplah tiga kali".

Bahkan beberapa sahabat berwasiat agar kain kafan mereka diukup.
أوصى أبوسعيد وابن عمر وابن عباس رضي الله عنهم ان تجمر اكفنهم بالعود
Abu Said, Ibnu Umar dan Ibnu Abbas R.a. "Berwasiat agar kain-kain kafan mereka diukup dengan kayu gaharu".
Bahkan Rasulullah SAW pernah bersabda :
جنبوا مساجدكم صبيانكم وخصومتكم وحدودكم وشراءكم وبيعكم جمروها يوم جمعكم واجعلوا على ابوابها مطاهركم (رواه الطبرانى)
"Jauhkanlah masjid-masjid kamu dari anak-anak kamu, dari pertengkaran kamu, pendarahan kamu dan jual beli kamu. Ukuplah masjid-masjid itu pada hari perhimpunan kamu dan jadikanlah pada pintu-pintunya itu alat-alat bersuci". (HR. Al-Thabrani).

Hadits-hadits diatas sebenarnya menunjukkan betapa wangi-wangian adalah sesuatu yang telah mentradisi di zaman Rasulullaah SAW dan juga para sahabat. Hanya saja media wangi-wangian itu bergeser bersamaan dengan perkembangan zaman dan tekhnologi, sehingga saat ini kita merasa aneh dengan wangi bukhur dan dupa. Padahal keduanya merupakan pengharum ruangan andalan pada masanya.

Di satu sisi persinggungan dengan dunia pasar yang semakin bebas menyebabkan selera "wangi" jadi bergeser, yang harum dan yang wangi kini seolah hanya terdapat dalam parfum, bay fress dan fress room. Sedangkan bau "Bukhur" dan dupa malah diidentikkan dengan dunia klenik dan perdukunan.

Membakar dupa wangi ketika berdzikir, membaca Al-Qur'an, berada di majlis ilmu maka wangi-wangian (tathayyub) hukumNya sunnah berdasarkan kesukaan Nabi Muhammad SAW.

Pada sesuatu yang harum dan Nabi SAW senang dengan wewangian. Beliau Nabi SAW sering memakainya dan mendorong para sahabat untuk menggunnakanya. (Lihat dalam kitab Bulghat ath-Thullab halaman 53-54).

ﻣﺴﺌﻠﺔ ﺝ: ﺍﺧﺮﺍﻕ ﺍﻟﺒﺨﻮﺭ ﻋﻨﺪ ﺫﻛﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻧﺤﻮﻩ ﻛﻘﺮﺍﺀﺓ ﺍﻟﻘﺮﺃﻥ ﻭﻣﺠﻠﺲ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻟﻪ ﺍﺻﻞ ﻓﻰ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﺍﻥ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﺤﺐ ﺍﻟﺮﻳﺢ ﺍﻟﻄﻴﺐ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﻭﻳﺤﺐ ﺍﻟﻄﻴﺐ ﻭﻳﺴﺘﻌﻤﻠﻬﺎ ﻛﺜﻴﺮﺍ ﺑﻠﻐﺔ ﺍﻟﻄﻼﺏ ﺹ ٥٣ - ٥٤
“Membakar dupa atau kemenyan ketika berdzikir pada Allah dan sebagainya seperti membaca Al-Qur'an atau di majlis-majlis ilmu, mempunyai dasar dalil dari al-Hadits yaitu dilihat dari sudut pandang bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW menyukai bau wangi dan menyukai minyak wangi dan beliau pun sering memakainya.” (Bulghat ath-Thullab halaman 53-54).

ﻗﺎﻝ ﺑﻌﺾ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﺒﺨﺮ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻣﻦ ﺣﻴﻦ ﻳﻤﻮﺕ ﻻﻧﻪ ﺭﺑﻤﺎ ﻇﻬﺮ ﻣﻨﻪ ﺷﺊ ﻓﻴﻐﻠﺒﻪ ﺭﺍﺋﺤﺔ ﺍﻟﺒﺨﻮﺭ
Sahabat-sahabat kita (dari Imam Syafi’i) berkata: “Sesungguhnya disunnahkan membakar dupa di dekat mayyit karena terkadang ada sesuatu yang muncul maka bau kemenyan tersebut bisa mengalahkan/ menghalanginya.” (Al-Majmu' Syarh Muhadzdzab juz 5 halaman 160)

كان بن عمر إذا استجمر استجمر بالوة غير مطراة أو بكأفور يطرحه مع الألوة ثم قال هكذا كان يستجمررسول الله صلى الله عليه وسلم
"Apabila ibnu umar beristijmar (membakar dupa) maka beliau beristijmar dengan uluwah yang tidak ada campurannya, dan dengan kafur yang di campur dengan uluwah, kemudian beliau berkata: "Seperti inilah Rosululloh SAW, beristijmar". (HR. Nasa'i No seri hadits: 5152).

Imam Nawawi mensyarahi hadits ini sebagai berikut:
الاستجمار هنا استعمال الطيب والتبخر به وهو مأخوذ من المجمر وهو البخور وأما الألوة فقال الاصمعي وأبو عبيد وسائر أهل اللغة والغريب هي العود يتبخر به
"Yang di maksud dengan istijmar disini ialah memakai wewangian dan berbukhur "berdupa" dengannya. Lafadz istijmar itu di ambil dari kalimat Al majmar yang bermakna al bukhur "dupa" adapun Uluwah itu menurut Al ashmu'i dan abu ubaid dan seluruh pakar bahasa arab bermakna kayu dupa yang di buat dupa". (Syarh nawawi ala muslim: 15/10).

Di tambah pendapat Imam Nawawi pensyarah hadits ulung tentang hadits ini:
ويتاكد استحبابه للرجال يوم الجمعة والعيد وعند حضور مجامع المسلمين ومجالس ألذكر والعلم
"Dan sangat kuat kesunahan memakai wewangian (termsuk istijmar) bagi laki laki pada hari jumat dan hari raya, dan saat menghadiri perkumpulan kaum muslimin dan majlis dzikir juga majlis ilmu".(Syarah nawawi ala muslim: 15/10)

Dan membakar dupa saat majlis dzikir, atau majlis pengajian itu sudah di contohkan oleh imam malik RA, seperti yang di jelaskan dalam biografi imam malik yang di tulis di belakang kitab tanwirul hawalik syarah muwattho' malik imam suyuti. Juz 3 no 166
قال مطرف كان مالك إذا أتاه الناسخرجت اليهم الجارية فتقول لهم يقول لكم الشيخ تريدون الحديث أو المسائل؟ فإن قالوا المسائل خرج اليهم وافتاهم وان قالوا الحديث قال لهم اجلسوا ودخل مغتسله فاغتسل وتطيب ولبس ثيابا جددا وتعمم ووضع على رأسه الطويلة وتلقى له المنصة فيخرج اليهم وعليه الخشوع ويوضع عود فلا يزال يتبخر حتى يفرغ من حديث رسول الله صلى الله عليه وسلم
Mutrif berkata: "apabila orang orang mendatangi kediaman imam malik, maka mereka di sambut oleh pelayan wanita beliau yang masih kecil lalu berkata kepada mereka, "imam malik bertanya apakah anda semua mau bertanya tentang hadits atau masalah keagamaan..?.

Jika mereka berkata: "masalah keagamaan" maka, imam malik kemudian keluar kamar dan berfatwa, jika mereka berkata"hadits" maka beliau mempersilahkan mereka untuk duduk, kemudian beliau masuk kedalam kamar mandi, lalu mandi, dan memakai minyak wangi, kemudian memakai pakaian yang bagus, dan memakai sorban.

Dan di atas beliau memakai selendang panjang di atas kepalanya, kemudian di hadapan beliau diletakkan mimbar (dampar) dan setelah itu beliau keluar menemui mereka dengan khusyu lalu di bakarlah dupa hingga selesai dari menyampaikan hadits Rosululloh SAW".

مسئلة ج اخراق البخور عند ذكر الله و نحوه كقراءة القرأن و مجلس العلم له اصل فى السنةمن حيث ان النبى صلى الله عليه و سلم يحب الريح الطيب الحسن و يحب الطيب و يستعملها كثيرا بلغة الطلاب ص 54-53
“Membakar dupa atau kemenyan ketika berdzikir pada Allah dan sebagainya seperti membaca Al-Qur’an atau di majlis-majlis ilmu, mempunyai dasar dalil dari Al-Hadits yaitu dilihat dari sudut pandang bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW menyukai bau wangi dan menyukai minyak wangi dan beliau pun sering memakainya .” (Bulghat ath-Thullab halaman 53-54).

قال بعض أصحابنا ويستحب أن يبخر عند الميت من حين يموت لانه ربما ظهر منه شئ فيغلبه رائحة البخور
“Sahabat-sahabat kita (dari Imam Syafi’i) berkata: “Sesungguhnya disunnahkan membakar dupa di dekat mayyit karena terkadang ada sesuatu yang muncul maka bau kemenyan tersebut bisa mengalahkan/ menghalanginya.” (Al-Majmu’ Syarh Muhadzdzab juz 5, halaman 160).

Bila kita ada sesuatu hajat kepada Allah SWT, alangkah baiknya disaat berdzikir untuk membakar bukhur gaharu, dimana untuk mengharumkan seisi ruangan dengan harapan para malaikat ikut hadir berdzikir dengan kita dan mengaAamiinkan segala doa kita kepada Allah SWT.

Sebagaimana diungkapkan oleh Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi Nafa'analloh bihi, beliau mengatakan : "Salah satu dari kalian jika ada hajat, maka menyendirilah disuatu tempat yang damai/cocok, lalu bakarlah dupa yang harum kemudian membaca ayat suci Al-Qur'an "HASBUNALLOH WA NI'MAL WAKIL " ( 450x ), Maka dengan izin Allah hajat akan terkabulkan. Mujarrab.
fadhilah membakar bukhur terkabulnya hajat
dzikir hasbunallah wa ni'mal wakiil
Semoga segala Sunnah Rasulullaah SAW patut kita lestarikan dalam kehidupan sehari-hari, dengan mengharapkan keridhoan Allah SWT. Aamiin Yaa robbal Aalaamiin. Semoga Bermanfaat.

ALLOHUMMA SHOLLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD WA ALAA AALIHII WASHOHBIHII WA UMMATIHII WASALLIM.

Semoga Bermanfaat
Subscribe

IJAZAH AMALAN DARI AL-HABIB SALIM BIN ABDILLAH BIN UMAR ASY-SYATHIRI AGAR DIMUDAHKAN MENYEBERANGI SHIROTH

Di akhirat kelak, akan banyak sekali peristiwa yang sangat menakjubkan sekaligus menakutkan. Kita sebagai seorang Mukmin, wajib mempercayai segala hal yang akan terjadi pada hari kiamat kelak, baik yang disebutkan dalam Al-Qur’an maupun yang terdapat dalam hadits yang shahih.

Kita tidak boleh membeda-bedakan dalam urusan beriman dengan segala peristiwa tersebut, baik itu sesuai dengan logika ataupun tidak. Segala hal yang akan terjadi di akherat tidak bisa kita qiyaskan dengan peristiwa di dunia ini. Karena semua peristiwa di akhirat adalah peristiwa yang penuh dengan keluarbiasaan dan kedahsyatan, dan diantara peristiwa yang akan menakjubkan sekaligus menakutkan di alam akhirat kelak, peristiwa melewati Shiroth (jembatan) yang terbentang di atas Neraka menuju ke surga. Semoga Allah Azza wa Jalla memberikan kemudahan kepada kita semua untuk bisa melewatinya kelak di akhirat nanti.

Landasan keyakinan tentang adanya shiroth pada hari Kiamat berdasarkan kepada "ijma" para ulama Ahlus Sunnah yang bersumberkan kepada dalil-dalil yang akurat dari Al-Qur'an dan Sunnah.

Shiroth adalah jembatan yang terbentang di atas neraka menuju ke surga, semua manusia akan melewatinya, sesuai dengan amalan mereka, ada yang terjatuh ke neraka, ada yang melewatinya dengan cepat dan ada yang melewatinya dengan lambat.

Datang penamaan dengan Ash-Shirath dalam hadist Abu Hurairah Rodhiyallahu anhu :
فيُضربُ الصِّراطُ بين ظهرانَي جهنَّم….
“Maka dibuatlah Ash-Shirath di atas jahannam….”(HR. Bukhori dan Muslim)

Dan dalam hadist lain dijelaskan : 
وتُرسَلُ الأمانةُ والرَّحم، فتقومان جنبَتَي الصِّراط يميناً وشمالاً
“Dan diutus amanah dan kekerabatan, maka keduanya berdiri di kedua tepi Ash-Shirath….” (HR. Muslim)

Diriwayatkan bahwa Ash-Shiroth ini lebih lembut dari rambut dan lebih tajam dari pedang, sebagaimana ucapan Abu Said Al-Khudry radhiyallahu anhu: 
 بلغني أن الجسر أدق من الشعرة وأحد من السيف
“Sampai kepadaku bahwa jembatan ini (ash-shiroth) lebih lembut dari rambut dan lebih tajam dari pedang.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim 1/167)

Beberapa dalil yang menerangkan tentang adanya shiroth. Dan diantara ulama berhujjah dengan firman Allah Azza wa Jalla sebagai berikut : 
وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا
"Dan tidak ada seorang pun dari kalian, melainkan akan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan". (QS. Maryam: 71).

Diriwayatkan dari kalangan para Sahabat, di antaranya Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu, Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu dan Ka’ab bin Ahbar bahwa yang dimaksud dengan mendatangi neraka dalam ayat tersebut adalah melewati shiroth. (Tafsir Ibnu Katsir: 5/254).

Sementara itu, banyak sekali riwayat dari Rasulullaah Shollalloohu alaihi wa sallam tentang ini, di antaranya: Rasulullooh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : 
ثُمَّ يُؤْتَى بِالْجَسْرِ فَيُجْعَلُ بَيْنَ ظَهْرَيْ جَهَنَّمَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْجَسْرُ قَالَ مَدْحَضَةٌ مَزِلَّةٌ عَلَيْهِ خَطَاطِيفُ وَكَلَالِيبُ وَحَسَكَةٌ مُفَلْطَحَةٌ لَهَا شَوْكَةٌ عُقَيْفَاءُ تَكُونُ بِنَجْدٍ يُقَالُ لَهَا السَّعْدَانُ
"Kemudian didatangkan jembatan lalu dibentangkan diatas permukaan neraka Jahannam. Kami (para Sahabat) bertanya: “Wahai Rasulullaah, bagaimana (bentuk) jembatan itu..?”. Jawab beliau, “Llicin (lagi) mengelincirkan. Diatasnya terdapat besi-besi pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di Najd, dikenal dengan pohon Sa’dan …” (HR. Muttafaqun alaih).

Dan disebutkan lagi dalam hadits bahwa shiroth tersebut memiliki cangkok-cangkok besar, yang mencangkok siapa yang melewatinya, sebagaimana disebutkan dalam hadits :
وَيُضْرَبُ جِسْرُ جَهَنَّمَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُ وَدُعَاءُ الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ وَبِهِ كَلَالِيبُ مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ أَمَا رَأَيْتُمْ شَوْكَ السَّعْدَانِ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَإِنَّهَا مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ غَيْرَ أَنَّهَا لَا يَعْلَمُ قَدْرَ عِظَمِهَا إِلَّا اللَّهُ فَتَخْطَفُ النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ رواه البخاري
"Dan dibentangkanlah jembatan Jahannam. Akulah orang pertama yang melewatinya. Doa para rasul pada saat itu: “Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah”. Pada shiroth itu, terdapat pencangkok-pencangkok seperti duri pohon Sa’dan. Pernahkah kalian melihatnya.?” Para Sahabat menjawab, “Pernah, wahai Rasulullaah. Maka ia seperti duri pohon Sa’dan, tiada yang mengetahui ukuran besarnya kecuali Allah. Maka ia mencangkok manusia sesuai dengan amalan mereka”. (HR. Bukhori).

Di samping itu, para ulama menyebutkan pula bahwa shiroth tersebut lebih halus daripada rambut, lebih tajam dari pada pedang, dan lebih panas daripada bara api, licin dan mengelincirkan.

Hal ini berdasarkan pada beberapa riwayat, baik yang disandarkan langsung kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ataupun kepada para sahabat tetapi dihukumi marfu’. Sebab, para sahabat tidak mungkin mengatakannya dengan dasar ijtihad pribadi mereka tentang suatu perkara yang ghaib, melainkan hal tersebut telah mereka dengar langsung dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.

Abu Sa’id Radhiyallahu anhu berkata: “Sampai kepadaku kabar bahwa shiroth itu lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang” (HR. Muslim: 1/117).

Setelah kita cermati hadits dan riwayat diatas dapat kita ikhtisarkan disini sifat dan bentuk shiroth tersebut yakni :

1. Shiroth tersebut amat licin, sehingga sangat mengkhawatirkan siapa saja yang melewatinya dimana ia mungkin saja terpeleset dan terperosok jatuh kedalamnya.

2. Shiroth Menggelincirkan.
Para ulama telah menerangkan maksud dari "menggelincirkan" yaitu ia bergerak ke kanan dan ke kiri, sehingga membuat orang yang melewatinya takut akan tergelincir dan tersungkur jatuh.

3. Shiroth tersebut memiliki besi pengait yang besar, penuh dengan duri, ujungnya bengkok. Ini menunjukkan siapa yang terkena besi pengait ini tidak akan lepas dari cengkeramannya.

4. Terpeleset atau tidak, tergelincir atau tidak, dan tersambar oleh pengait besi atau tidak, semua itu ditentukan oleh amal ibadah dan keimanan masing-masing orang.

5. Shiroth tersebut terbentang membujur di atas neraka Jahannam. Barang siapa terpeleset dan tergelincir atau terkena sambaran besi pengait, maka ia akan terjatuh ke dalam neraka Jahannam.

6. Shiroth tersebut sangat halus, sehingga sulit untuk meletakkan kaki di atasnya.

7. Shiroth tersebut juga tajam yang dapat membelah telapak kaki orang yang melewatinya. Karena sesuatu yang begitu halus, namun tidak bisa putus, maka akan menjadi tajam.

8. Sekalipun shiroth tersebut halus dan tajam, manusia tetap dapat melewatinya. Karena Allah Azza wa Jalla Maha Kuasa untuk menjadikan manusia mampu berjalan di atas apapun.

9. Kesulitan untuk melihat shiroth karena kehalusannya, atau terluka karena ketajamannya, semua itu bergantung kepada kualitas keimanan setiap orang yang melewatinya.

BAGAIMANA KEADAAN MANUSIA KETIKA MELEWATI SHIRATH...??
Setelah kita menyimak sekilas tentang sifat-sifat shiroth yang terdapat dalam hadits-hadits shahih. Kemudian kita lihat pula bagaimana keadaan manusia ketika melewati shiroth tersebut.

1. Riwayat Pertama. 
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْل الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (( وَتُرْسَلُ الْأَمَانَةُ وَالرَّحِمُ فَتَقُومَانِ جَنَبَتَيْ الصِّرَاطِ يَمِينًا وَشِمَالًا فَيَمُرُّ أَوَّلُكُمْ كَالْبَرْقِ))، قَالَ : قُلْتُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي أَيُّ شَيْءٍ كَمَرِّ الْبَرْقِ ؟ قَالَ: ((أَلَمْ تَرَوْا إِلَى الْبَرْقِ كَيْفَ يَمُرُّ وَيَرْجِعُ فِي طَرْفَةِ عَيْنٍ ؟ ثُمَّ كَمَرِّ الرِّيحِ ثُمَّ كَمَرِّ الطَّيْرِ وَشَدِّ الرِّجَالِ تَجْرِي بِهِمْ أَعْمَالُهُمْ وَنَبِيُّكُمْ قَائِمٌ عَلَى الصِّرَاطِ يَقُولُ رَبِّ سَلِّمْ سَلِّمْ حَتَّى تَعْجِزَ أَعْمَالُ الْعِبَادِ حَتَّى يَجِيءَ الرَّجُلُ فَلَا يَسْتَطِيعُ السَّيْرَ إِلَّا زَحْفًا قَالَ وَفِي حَافَتَيْ الصِّرَاطِ كَلَالِيبُ مُعَلَّقَةٌ مَأْمُورَةٌ بِأَخْذِ مَنْ أُمِرَتْ بِهِ فَمَخْدُوشٌ نَاجٍ وَمَكْدُوسٌ فِي النَّارِ )) رواه مسلم
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullaah Shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda : “Lalu diutuslah Amanah dan Rohim (tali persaudaraan) keduanya berdiri disamping kanan kiri shiroth tersebut. Orang yang pertama lewat seperti kilat”.

Aku bertanya: “Dengan bapak dan ibuku (aku korbankan) demi engkau. Adakah sesuatu seperti kilat..?” Rasulullaah Shallallahu alaihi wa sallam menjawab : “Tidakkah kalian pernah melihat kilat bagaimana ia lewat dalam sekejap mata..?, Kemudian ada yang melewatinya seperti angin, kemudian seperti burung dan seperti kuda yang berlari kencang. Mereka berjalan sesuai dengan amalan mereka. Nabi kalian waktu itu berdiri di atas shiroth sambil berkata: “Ya Allah selamatkanlah! selamatkanlah! Sampai para hamba yang lemah amalannya, sehingga datang seseorang lalu ia tidak bisa melewati kecuali dengan merangkak”.

Beliau menuturkan (lagi): “Di kedua belah pinggir shiroth terdapat besi pengait yang bergatungan untuk menyambar siapa saja yang diperintahkan untuk disambar. Maka ada yang terpeleset namun selamat dan ada pula yang terjungkir ke dalam neraka”. (HR. Muslim).

2. Riwayat Kedua
الْمُؤْمِنُ عَلَيْهَا كَالطَّرْفِ وَكَالْبَرْقِ وَكَالرِّيحِ وَكَأَجَاوِيدِ الْخَيْلِ وَالرِّكَابِ فَنَاجٍ مُسَلَّمٌ وَنَاجٍ مَخْدُوشٌ وَمَكْدُوسٌ فِي نَارِ جَهَنَّمَ حَتَّى يَمُرَّ آخِرُهُمْ يُسْحَبُ سَحْبًا ( متفق عليه)
"Orang Mukmin (berada) di atasnya (shiroth), ada yang secepat kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat kuda yang amat kencang berlari, dan ada yang secepat pengendara. Maka ada yang selamat setelah tertatih-tatih dan ada pula yang dilemparkan kedalam neraka. Mereka yang paling terakhir merangkak secara pelan-pelan”. (HR. Muttafaqun alaih).

3. Riwayat Ketiga
فَمِنْهُمْ مَنْ يُُوْبَقُ بِعَمَلِهِ وَمِنْهُمْ يُُخَرْدَلُ ثُمَّ يَنْجُو( متفق عليه)
"Diantara mereka ada yang binasa disebabkan amalannya, dan diantara mereka ada yang tergelincir namun kemudian ia selamat". (HR. Muttafaqun alaih).

4. Riwayat Keempat
وَيُضْرَبُ الصِّرَأطُ بَيْنَ ظَهْرَي جَهَنَّمَ فَأَكُونُ أنَا وَأُمَّتِيْ أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُ وَلاَ يَـَتكَلََّمُ يَوْمَئِذٍ إِلاَّ الرُسُلُ وَدَعْوَى الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ فَمِنْهُمْ الْمُؤُمِنُ بَقِيَ بِعَمَلِهِ وَمِنْهُمْ الْمُجَازَى حَتىَّ يُنَجَّى (رواه مسلم)
"Dan dibentangkanlah shiroth di atas permukaan neraka Jahannam. Maka aku dan umatku menjadi orang yang pertama kali melewatinya. Dan tiada yang berbicara pada saat itu kecuali para rasul. Dan doa para rasul pada saat itu: “Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah, di antara mereka ada yang tertinggal dengan sebab amalannya dan di antara mereka ada yang dibalasi sampai ia selamat”. (HR. Muslim).

Melalui riwayat-riwayat yang disebutkan diatas dapat kita simpulkan disini bagaimana kondisi manusia saat melintasi shiroth :

1. Ketika manusia melewati shiroth, amanah dan ar-rohim (hubungan silaturrahim) menyaksikan mereka. Ini menunjukkan betapa pentingnya menunaikan amanah dan menjalin hubungan silaturrahim. Barangsiapa melalaikan keduanya, maka ia akan merasa gemetar ketika disaksikan oleh amanah dan ar-rahm saat melewati shiroth.

2. Kecepatan manusia saat melewati shiroth yang begitu halus dan tajam tersebut sesuai dengan tingkat kecepatan mereka dalam menyambut dan melaksanakan perintah-perintah Allâh Azza wa Jalla di dunia ini.

3. Diantara manusia ada yang melewati shiroth secepat kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat burung terbang, dan ada pula yang secepat kuda yang berlari kencang.

4. Diantara manusia ada yang melewatinya dengan merangkak secara pelan-pelan, ada yang berjalan dengan menggeser pantatnya sedikit demi sedikit, ada pula yang bergelantungan hampir-hampir jatuh ke dalam neraka dan ada pula yang dilemparkan ke dalamnya.

5. Besi-besi pengait baik yang bergantungan dengan shiroth maupun yang berasal dari dalam neraka akan menyambar sesuai dengan keimanan dan ibadah masing-masing manusia.

6. Yang pertama sekali melewati shiroth adalah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dan umatnya.

7. Setiap rasul menyaksikan umatnya ketika melewati shiroth dan mendoakan umat mereka masing-masing agar selamat dari api neraka.

8. Ketika melewati shirot setiap mukmin agar diberi cahaya sesuai dengan amalnya masing-masing. Hal ini diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu dalam menafsirkan firman Allah Azza wa Jalla : 
يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ
"Pada hari itu, engkau melihat orang-orang mukmin cahaya mereka menerangi dari hadapan da kanan mereka". (HR. Al-Hadid:12).

Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata : “Mereka melewati shiroth sesuai dengan tingkat amalan mereka. Di antara mereka ada cahayanya seperti gunung, ada cahayanya yang seperti pohon, ada cahayanya setinggi orang berdiri, yang paling sedikit cahayanya sebatas menerangi lampu kakinya, sesekali nyala sesekali padam” (Tafsir Ibnu Katsir 8/15).

Al-Habib Salim ibni Abdulloh ibni Umar Asy-Syathiri hafidzahullahu ta’alaa pernah mengatakan :
“Siapa yang membaca wirid atau amalan ini setelah sholat fardhu Subuh, tanpa merubah posisi duduk tawaruk (tahiyyat akhir shalat) sebanyak 4 kali dengan membaca: 
 (٤x) أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَا اللهِ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. إِلَهََا وَاحِدََ ا وَرَبََا شَا هِدََا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُوْنَ
ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLOOH WAHDAHU LAA SYARIIKALAH, ILAHAAN WAAHIDAN WA ROBBAAN SYAAHIDAAN WA NAHNU LAHU MUSLIMUUN. (4 kali)
(Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, yang Maha Esa , tiada sekutu bagiNya, Tuhan yang Maha Ahad (satu), Tuhan yang Maha Menyaksikan, kepadaNya-lah kami berserah diri).

Maka jembatan shirothol mustaqim yang panjangnya bisa ribuan tahun dihari kiamat kelak, akan dipendekkan oleh Alloh SWT sehasta (sepanjang lengan orang dewasa), sehingga kita bisa melompat dengan mudah ke Jannah diseberangnya, bagi siapa saja yang mau mengistiqomahkan dalam mengamalkannya/membiasakannya.”

Semoga amaliyah tersebut bisa bermanfaat untuk saudaraKu semua untuk bisa mengamalkannya disetiap shalat subuh. Aamiin.

ALLOHUMMA SHOLLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD WA ALAA AALIHII WASHOHBIHII WA UMMATIHII WASALLIM. 

Semoga Bermanfaat
Subscribe

DOA KETIKA MEMBUKA TOKO/USAHA/WARUNG

habib umar bin hafidz
Sebagai seorang mukmin berdoa sangat diwajibkan ketika akan memulai suatu pekerjaan ataupun ikhtiar yg sedang dijalani, baik membuka Toko, Usaha, Warung Makan, Kantin, dan lain sebagainya dengan harapan Allah mencurahkan rahmatnya agar usaha yg dijalankan bisa laris dan ramai dengan pembeli, dengan Berdoa kita telah menyandarkan diri kepada Allah Swt bahwa Dia-lah sebaik-baik pemberi rezeki dan karunia.

Oleh sebab itu, Sayyidi Al-Habib Umar bin Hafidz ketika maulid di Sahah pelataran tengah pasar Tarim, mengijazahkan sebuah doa supaya dibaca setiap kali membuka toko atau tempat usaha kerjanya dengan membaca:

- Isti'adzah (A'udzubillahi minas-syaithoonir-rojiim) (1 kali).
- Basmalah (1 kali).
- Ayat Kursi (1x).
- Al-Ikhlas (3x).
- Al-Falaq (1 kali) dan An-Naas (1x)
- Dan ditambah membaca Doa berikut : 
اَللّٰهُمَّ افْتحْ لِى اَبْوَاب فضْلِكَ وَانْشُرْ عَلَىَّ خَزَائِِنِ رَحْمَتِكَ وَانْشُرْ عَلَيَّ خَزَائِنِ رَحْمَتِكَ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِينْ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللّٰهِ الْعَلِىِّ الْعَظِيْمِ
ALLOHUMMAFTAHLI ABWAABA FADHLIK, WANSYUR ALAYYA KHOZAA-INI ROHMATIK, WANSYUR ALAYYA KHOZAA-INI ROHMATIKA BIROHMATIKA YAA ARHAMAAR ROOHIMIIN, WA LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAHIL ALIYYIL AZHIIM.

"Ya Allah, Bukakanlah untukku pintu anugerah Mu, dan bentangkanlah untukku gudang gudang penyimpanan rahmatMu, dengan rahmatMu, wahai Dzat Yang Maha Pengasih di antara para pengasih. Tiada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung".

Karena orang yang membaca doa tersebut di dalam rizqinya nanti Allah Swt akan berikan :
- Himayah (penjagaan, dijaga rizqinya oleh Allah Swt)
- Kifayah (kecukupan) serta keberkahan.

Kemudian Sayyidil Habib Umar bin Hafidz mengucapkan: "Ajaznakum" bagi siapapun yang ingin mengamalkan kaifiyat tersebut untuk diamalkan ketika membuka Toko atau Usaha yg sedang dijalankan setiap harinya.

Semoga amaliyah ini bisa bermanfaat untuk rekan sekalian untuk mengamalkannya bagi yang memiliki usaha dan toko.
amalan doa ketika membuka warung atau toko

ALLOHUMMA SHOLLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ALAA AALIHII WASHOHBIHII WA UMMATIHII WASALLIM. 


Semoga Bermanfaat
Subscribe

RIWAYAT DATU SANGGUL YANG TERKENAL

Syaikh Abdussamad Datu Sanggul, Orang banyak mungkin tidak begitu mengenalnya bahkan mungkin jadi tidak mengenal sama sekali,dan mungkin generasi sekarang tidak mengetahui kehidupan Datu Sanggul ini,seorang tokoh panutan dijamannya,ketulusan hatinya dalam melaksanakan ibadah dan ketaqwaannya dalam menegakkan kalimat Allah serta kedigjayaannya membuat terkenal sampai kepelosok negri,ketekunan beliau dalam menuntut ilmu membawanya melanglang buana dari daerah asalnya dipalembang sumatera kedaerah kalimantan dalam salah satu riwayat nama Datu sanggul adalah Syekh Muhammad Abdush Shamad atau dalam riwayat lainnya mengatakan nama beliau adalah Ahmad Sirajul Huda,beliau hidup sekitar abad ke 18 m bertepatan dengan jaman nya Syekh Muhammad Arsyad Albanjari atau lebih dulu sedikit.

Penyebab beliau berguru kepada Datu Suban gurunya para datu muning yang ada di borneo karena adanya "tanda atau isyarat" yang diperoleh beliau ketika tidur,dikisahkan ketika beliau tidur beliau bermimpi bertemu dengan orang tua yang menjabat tangannya seraya berkata "kalau kamu ingin memperoleh ilmu sejati maka hendaklah kamu mencari dan mempelajarinya kepada Datu Suban yang tinggal dipulau kalimantan dikampung muning pantai jati munggu tayuh tiwadak gumpa didaerah tatakan (daerah rantau kabupaten tapin kalsel)" setelah mendengar kata kata orang tersebut beliau tersentak dari tidurnya seraya berkata kepada ibundanya yang saat itu berada didekatnya "ibunda dimana orang tua tadi"

"sedari tadi tidak ada orang selain ibu dan ananda"
jawab ibundanya,kemudian beliau menceritakan mimpinya kepada ibundanya, karena kecintaan beliau kepada ilmu beliau lalu meminta ijin kepada ibundanya untuk merantau kembali mencari ilmu seperti yang dikatakan orang tua didalam mimpinya tersebut,akhirnya walaupun dengan berat hati ibundanya memberikan ijin dan mendoakannya agar semua yang dicita citakan beliau tercapai.

Singkat cerita akhirnya berangkatlah Syekh Abdush Shamad muda menuju pulau kalimantan dengan menumpang kapal perahu layar,ternyata setelah sampai dikampung muning tatakan rantau,beliau sudah disambut oleh Datu Taming Karsa yang disuruh oleh gurunya yaitu Datu Suban yang mengatakan bahwa hari itu akan datang seorang pemuda dari sumatera yang nantinya akan menjadi muridnya,mereka kemudian berjalan menuju rumah Datu Suban guru sekalian Datu Muning,dan ternyata beliau sudah ditunggu oleh Datu Suban beserta murid murid beliau,beliau kemudian langsung mengangkat Datu Suban sebagai guru sekaligus orang tuanya dan juga mengangkat murid murid Datu Suban yang lainnya sebagai saudara-saudaranya, maksud baik Syekh Abdush Shamad muda diterima Datu Suban dengan senang hati,dan mulai saat itu belajarlah beliau kepada Datu Suban,dan diceritakan karena kecerdasan dan ketekunannya dalam belajar dan ketaatannya kepada gurunya dengan persetujuan murid murid Datu Suban terdahulu akhirnya Datu Suban berkenan memberikan Al-Qur'an segi delapan dan sebuah kitab yang dikenal sekarang dengan Kitab Barencong (baca kisah Datu Sanggul dan Syekh Muhammad Arsyad)

Adapun penamaan Datu Sanggul salah satu riwayat menceritakan karena ketekunan datu sanggul dalam mentaati perintah gurunya dalam Khalwat khusus yang sama artinya dengan "menyanggul" atau menunggu (turunnya ) ilmu dari Allah SWT ,ada juga yang mengatakan beliau sering menyanggul atau menghadang pasukan tentara belanda diperbatasan kampung muning dan tentara belanda sering kucar kacir dibuatnya, adapun versi lain karena kegemaran beliau menyanggul (menunggu) binatang buruan, ada juga yang mengatakan rambut beliau yang panjang dan selalu disanggul (digelung)..wallahu a'alam...dan mulai saat itu nama beliau dipanggil Datu Sanggul.

Berkat mengamalkan ilmu yang beliau peroleh baik dari guru beliau ataupun dari Kitab Barencong tadi banyaklah beliau mendapatkan kelebihan kelebihan dari Allah SWT,diantaranya beliau kalau sholat jum'ad selalu di Mesjid Al-Haram,dan karna itulah beliau bertemu dengan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari yang pada saat itu sedang menuntut ilmu di Mekah dan Syekh Muhammad Arsyad mengangkat saudara dengan beliau,selain itu beliau juga bertemu dengan Datu Daha yang juga mengangkatnya menjadi orang tua sekaligus guru (insya Allah nanti diriwayat Datu Daha kita kisahkan)

Pada waktu itu dikerajaan Banjar masyarakatnya yang sangat menjunjung tinggi nilai agama diwajibkan bagi masyarakat laki laki yang sudah aqil balik atau sudah dewasa pada hari jum'ad diwajibkan untuk melaksanakan sholat jum'ad dimesjid mesjid dikampung masing masing,dan kalau tidak melaksanakan kewajiban tersebut akan didenda, 

Dikarenakan setiap jum'ad beliau selau sholat dimesjid Al-Haram maka setiap minggu beliau harus membayar denda kepada kerajaan sampai habis harta beliau dan yang tertinggal cuma kuantan dan landai (alat untuk memasak nasi dan sayuran) akhirnya setelah didesak oleh istri beliau karena tidak ada lagi barang yang bisa dipakai untuk membayar denda, beliau akhirnya berjanji untuk melaksanakan sholat jum'ad dimesjid kampungnya, pada saat itu sungai dikampung beliau airnya sedang meluap dan hampir terjadi banjir dikarenakan pada malam harinya hujan sangat lebatnya,disaat para jamaah sedang ber wudhu dipinggir kali, tiba tiba datang Datu Sanggul dan langsung terjun kesungai yang sedang meluap tersebut lengkap dengan pakaiannya, orang orang berteriak dan menjadi gempar, ditengah kegemparan masyarakat tiba tiba muncul Datu Sanggul dari tengah sungai dan berjalan diatas air dengan tenangnya,yang lebih mengherankan pakaian beliau tidak basah sama sekali cuma anggota wudhu beliau saja yang basah,setelah keluar dari sungai beliau langsung menuju mesjid dengan tatap mata keheranan dari masyarakat,masyarakat makin terkejut pada saat imam mesjid mengumandangkan takbir dan diikuti jamaah jum'ad lainnya beliau hanya berpantun :
"Riau riau padang sibundan
disana padang sitamu tamu
rindu dendam tengadah bulan
dihadapan Allah kita bertemu, ALLAHU AKBAR.

 Setelah berkata demikian perlahan lahan kaki beliau terangkat dari lantai mesjid dan tubuh beliau berada diawang awang, setelah imam mengucapkan salam perlahan lahan kaki beliau kembali menjejakkan lantai mesjid,kemudian beliau berkata kepada jamaah jum'at "saya tadi baru saja shalat diMasjidil Haram Mekkah dan kebetulan tadi ada yang mengadakan selamatan dan saya meminta kepada yang selamatan sedikit barakat (makanan yang dibagikan saat undangan pulang) dan mari kita bersama sama mencicipinya,jangan adayang tidak ikut mencicipinya walaupun sedikit". 

Diceritakan bahwa nasi tersebut masih panas menandakan bahwa perjalanan beliau cuma sekejab saja,sejak kejadian tersebut barulah masyarakat tahu bahwa beliau adalah termasuk golongan Wali Allah, sehingga pembayaran denda baik yang berupa uang maupun benda dikembalikan kepada beliau.

Diceritakan sebelum Datu Kalampayan atau Syekh Muhammad Arsyad sampai kekampung muning untuk mengambil sambungan kitab barencong dari Datu Sanggul,Datu Sanggul meminta para muridnya untuk bertahan sejenak karena ada yang mau disampaikan,beliau meminta para muridnya dan masyarakat untuk bergotong ruyung mempersiapkan menyambut kedatangan tamu dari jauh (Datu Kalampayan),kemudian masyarakat bergotong ruyung mempersiapkan segalanya.

Hari itu hari jum'at beliau berkata kepada istrinya: "duhai adinda tercinta kakanda akan tidur,tolong kakanda jangan diganggu dan jangan pula membuka kelambu".

Baik kanda tapi kakanda apabila ada yang ingin bertemu dengan kakanda dengan keperluan yang sangat penting apakah dinda boleh membangunkan kakanda", kata istrinya bertanya.

"kalau ada keperluan sangat penting silahkan saja", jawab beliau.

Setelah sekian lama beliau masuk kedalam kelambu dan tidak keluar keluar padahal hari itu hari jum'at, istri beliau memanggil manggil sampai tiga kali, karena waktu sholat jum'at makin dekat, beliau menjadi bimbang disisi satu suami beliau sudah berwasiat supaya jangan diganggu, disisi lainnya sholat jum'at adalah kewajiban, akhirnya istrinya memberanikan diri membuka kelambu, namun apa yang terjadi suami yang dicintainya tidak ditemukan didalam kelambu, namun yang terlihat adalah setetes air yang sangat bening dan putih berkilauan diatas kain putih,setelah melihat kejadian tersebut dengan rasa heran bercampur kagum.

Kelambu itu ditutup kembali oleh istrinya, tak lama setelah itu datanglah Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, setelah memperkenalkan diri Syekh Muhammad Arsyad lalu mengatakan ingin bertemu dengan Datu Sanggul, dan ternyata setelah kelambu tersebut dibuka kembali oleh istri beliau Datu Sanggul sudah kembali kewujud semula tapi dalam keadaan sudah meninggal dunia, Inna lillahi wa inna ilaihi raaji'uun. 

Syekh Muhammad Arsyad menyerahkan kain putih 5 lembar yang dipesan oleh Datu Sanggul waktu mereka terakhir bertemu dulu, dan ternyata kain putih tersebut akan dipakai untuk kain kafan beliau.

Kemudian diberitahukan kepada murid murid beliau dan masyarakat, maka berdatanganlah orang orang untuk menolong dan melaksanakan fardhu kifayah hingga selesai dan beliau dimakamkan di kampung muning benua nyiur tatakan Rantau, setelah selesai pemakaman Datu Sanggul kemudian Syekh Muhammad Arsyad menceritakan pertemuan beliau dengan istri Datu Sanggul dan menyampaikan pesan pesan beliau termasuk pesan untuk mengambil sambungan Kitab Barencong,istri Datu Sanggul memakluminya karena sebelum beliau meninggal sudah memberikan wasiat kepada istrinya untuk menyerahkan kitab tersebut tapi terlebih dahulu beliau menyampaikan hal tersebut kepada murid murid Datu Sanggul, setelah itu baru kitab tersebut diserahkan kepada Syekh Muhammad Arsyad atau Datu Kalampayan.

Salah satu yang diyakini masyarakat adalah buah karya dari Datu Sanggul adalah syair pantun saraba ampat yang dan dalam bahasa banjar sangat terkenal karena berisi tentang pelajaran tasawuf adapun bunyi syair tersebut adalah SYAIR SARABA AMPAT. 

Semoga Bermanfaat
Subscribe

SEJARAH SYEKH SITI JENAR YANG SEBENARNYA

Nama asli Syekh Siti Jenar adalah Sayyid Hasan Ali Al-Husaini, dilahirkan di Persia, Iran. Kemudian setelah dewasa mendapat gelar Syaikh Abdul Jalil. Dan ketika datang untuk berdakwah ke Caruban, sebelah tenggara Cirebon. Dia mendapat gelar Syaikh Siti Jenar atau Syaikh Lemah Abang atau Syaikh Lemah Brit.

Syaikh Siti Jenar adalah seorang sayyid atau habib keturunan dari Rasulullah Saw. Nasab lengkapnya adalah Syekh Siti Jenar (Sayyid Hasan ’Ali) bin Sayyid Shalih bin Sayyid ’Isa ’Alawi bin Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin bin Sayyid ’Abdullah Khan bin Sayyid Abdul Malik Azmat Khan bin Sayyid 'Alwi 'Ammil Faqih bin Sayyid Muhammad Shohib Mirbath bin Sayyid 'Ali Khali Qasam bin Sayyid 'Alwi Shohib Baiti Jubair bin Sayyid Muhammad Maula Ash-Shaouma'ah bin Sayyid 'Alwi al-Mubtakir bin Sayyid 'Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin Sayyid 'Isa An-Naqib bin Sayyid Muhammad An-Naqib bin Sayyid 'Ali Al-'Uraidhi bin Imam Ja'far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad al-Baqir bin Imam 'Ali Zainal 'Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah Saw.

Syaikh Siti Jenar lahir sekitar tahun 1404 M di Persia, Iran. Sejak kecil ia berguru kepada ayahnya Sayyid Shalih dibidang Al-Qur’an dan Tafsirnya. Dan Syaikh Siti Jenar kecil berhasil menghafal Al-Qur’an usia 12 tahun.

Kemudian ketika Syaikh Siti Jenar berusia 17 tahun, maka ia bersama ayahnya berdakwah dan berdagang ke Malaka. Tiba di Malaka ayahnya, yaitu Sayyid Shalih, diangkat menjadi Mufti Malaka oleh Kesultanan Malaka dibawah pimpinan Sultan Muhammad Iskandar Syah. Saat itu. KesultananMalaka adalah di bawah komando Khalifah Muhammad 1, Kekhalifahan Turki Utsmani. Akhirnya Syaikh Siti Jenar dan ayahnya bermukim di Malaka.

Kemudian pada tahun 1424 M, Ada perpindahan kekuasaan antara Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sekaligus pergantian mufti baru dari Sayyid Sholih [ayah Siti Jenar] kepada Syaikh Syamsuddin Ahmad.

Pada akhir tahun 1425 M. Sayyid Shalih beserta anak dan istrinya pindah ke Cirebon. Di Cirebon Sayyid Shalih menemui sepupunya yaitu Sayyid Kahfi bin Sayyid Ahmad.

Posisi Sayyid Kahfi di Cirebon adalah sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dari sanad Utsman bin ’Affan. Sekaligus Penasehat Agama Islam Kesultanan Cirebon. Sayyid Kahfi kemudian mengajarkan ilmu Ma’rifatullah kepada Siti Jenar yang pada waktu itu berusia 20 tahun. Pada saat itu Mursyid Al-Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyah ada 4 orang, yaitu:

1. Maulana Malik Ibrahim, sebagai Mursyid Thariqah al-Mu’tabarah al-Ahadiyyah, dari sanad sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq, untuk wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan sekitarnya
2. Sayyid Ahmad Faruqi Sirhindi, dari sanad Sayyidina ’Umar bin Khattab, untuk wilayah Turki, Afrika Selatan, Mesir dan sekitarnya,
3. Sayyid Kahfi, dari sanad Sayyidina Utsman bin ’Affan, untuk wilayah Jawa Barat, Banten, Sumatera, Champa, dan Asia tenggara
4. Sayyid Abu Abdullah Muhammad bin Ali bin Ja’far al-Bilali, dari sanad Imam ’Ali bin Abi Thalib, untuk wilayah Makkah, Madinah, Persia, Iraq, Pakistan, India, Yaman.

Kitab-Kitab yang dipelajari oleh Siti Jenar muda kepada Sayyid Kahfi adalah Kitab Fusus Al-Hikam karya Ibnu ’Arabi, Kitab Insan Kamil karya Abdul Karim al-Jilli, Ihya’ Ulumuddin karya Al-Ghazali, Risalah Qushairiyah karya Imam al-Qushairi, Tafsir Ma’rifatullah karya Ruzbihan Baqli, Kitab At-Thawasin karya Al-Hallaj, Kitab At-Tajalli karya Abu Yazid Al-Busthamiy. Dan Quth al-Qulub karya Abu Thalib al-Makkiy.

Sedangkan dalam ilmu Fiqih Islam, Siti Jenar muda berguru kepada Sunan Ampel selama 8 tahun. Dan belajar ilmu ushuluddin kepada Sunan Gunung Jati selama 2 tahun.

Setelah wafatnya Sayyid Kahfi, Siti Jenar diberi amanat untuk menggantikannya sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dengan sanad Utsman bin ’Affan. Di antara murid-murid Syaikh Siti Jenar adalah: Muhammad Abdullah Burhanpuri, Ali Fansuri, Hamzah Fansuri, Syamsuddin Pasai, Abdul Ra’uf Sinkiliy, dan lain-lain.

KESALAHAN SEJARAH TENTANG SYAIKH SITI JENAR YANG MENJADI FITNAH adalah:
1. Menganggap bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Sejarah ini bertentangan dengan akal sehat manusia dan Syari’at Islam. Tidak ada bukti referensi yang kuat bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Ini adalah sejarah bohong. Dalam sebuah naskah klasik, Serat Candhakipun Riwayat jati ; Alih aksara; Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002, hlm. 1, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas, “Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika ded, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang.”
(Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia yang akrab dengan rakyat jelata, bertempat tinggal di desa Lemah Abang).

2. “Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti” yang diidentikkan kepada Syaikh Siti Jenar oleh beberapa penulis sejarah Syaikh Siti Jenar adalah bohong, tidak berdasar alias ngawur. Istilah itu berasal dari Kitab-kitab Primbon Jawa. Padahal dalam Suluk Syaikh Siti Jenar, beliau menggunakan kalimat “Fana’ wal Baqa’. Fana’ Wal Baqa’ sangat berbeda penafsirannya dengan Manunggaling Kawulo Gusti. Istilah Fana’ Wal Baqa’ merupakan ajaran tauhid, yang merujuk pada Firman Allah: ”Kullu syai’in Haalikun Illa Wajhahu”, artinya “Segala sesuatu itu akan rusak dan binasa kecuali Dzat Allah”. Syaikh Siti Jenar adalah penganut ajaran Tauhid Sejati, Tauhid Fana’ wal Baqa’, Tauhid Qur’ani dan Tauhid Syar’iy.

3. Dalam beberapa buku diceritakan bahwa Syaikh Siti Jenar meninggalkan Sholat, Puasa Ramadhan, Sholat Jum’at, Haji dan sebagainya. Syaikh Burhanpuri dalam Risalah Burhanpuri halaman 19 membantahnya, ia berkata, “Saya berguru kepada Syaikh Siti Jenar selama 9 tahun, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, bahwa dia adalah pengamal Syari’at Islam Sejati, bahkan sholat sunnah yang dilakukan Syaikh Siti Jenar adalah lebih banyak dari pada manusia biasa. Tidak pernah bibirnya berhenti berdzikir “Allah..Allah..Allah” dan membaca Shalawat nabi, tidak pernah ia putus puasa Daud, Senin-Kamis, puasa Yaumul Bidh, dan tidak pernah saya melihat dia meninggalkan sholat Jum’at”.

4. Beberapa penulis telah menulis bahwa kematian Syaikh Siti Jenar, dibunuh oleh Wali Songo, dan mayatnya berubah menjadi anjing. Bantahan saya: “Ini suatu penghinaan kepada seorang Waliyullah, seorang cucu Rasulullah. Sungguh amat keji dan biadab, seseorang yang menyebut Syaikh Siti Jenar lahir dari cacing dan meninggal jadi anjing. Jika ada penulis menuliskan seperti itu. Berarti dia tidak bisa berfikir jernih. Dalam teori Antropologi atau Biologi Quantum sekalipun.Manusia lahir dari manusia dan akan wafat sebagai manusia. Maka saya meluruskan riwayat ini berdasarkan riwayat para habaib, ulama’, kyai dan ajengan yang terpercaya kewara’annya. Mereka berkata bahwa Syaikh Siti Jenar meninggal dalam kondisi sedang bersujud di Pengimaman Masjid Agung Cirebon. Setelah sholat Tahajjud. Dan para santri baru mengetahuinya saat akan melaksanakan sholat shubuh.“

5. Cerita bahwa Syaikh Siti Jenar dibunuh oleh Sembilan Wali adalah bohong. Tidak memiliki literatur primer. Cerita itu hanyalah cerita fiktif yang ditambah-tambahi, agar kelihatan dahsyat, dan laku bila dijadikan film atau sinetron. Bantahan saya: “Wali Songo adalah penegak Syari’at Islam di tanah Jawa. Padahal dalam Maqaashidus syarii’ah diajarkan bahwa Islam itu memelihara kehidupan [Hifzhun Nasal wal Hayaah]. Tidak boleh membunuh seorang jiwa yang mukmin yang di dalam hatinya ada Iman kepada Allah. Tidaklah mungkin 9 waliyullah yang suci dari keturunan Nabi Muhammad akan membunuh waliyullah dari keturunan yang sama. Tidak bisa diterima akal sehat.”

Penghancuran sejarah ini, menurut ahli Sejarah Islam Indonesia (Azyumardi Azra) adalah ulah Penjajah Belanda, untuk memecah belah umat Islam agar selalu bertikai antara Sunni dengan Sufi, antara Ulama’ Syari’at dengan Ulama’ Hakikat. Bahkan Penjajah Belanda telah mengklasifikasikan umat Islam Indonesia dengan Politik Devide et Empera [Politik Pecah Belah] dengan 3 kelas:
1) Kelas Santri (diidentikkan dengan 9 Wali)
2) Kelas Priyayi (diidentikkan dengan Raden Fattah, Sultan Demak)
3) Kelas Abangan (diidentikkan dengan Syaikh Siti Jenar)

Wahai kaum muslimin melihat fenomena seperti ini, maka kita harus waspada terhadap upaya para kolonialist, imprealis, zionis, freemasonry yang berkedok orientalis terhadap penulisan sejarah Islam. Hati-hati jangan mau kita diadu dengan sesama umat Islam. Jangan mau umat Islam ini pecah. Ulama’nya pecah. Mari kita bersatu dalam naungan Islam untuk kejayaan Islam dan umat Islam.

Semoga Bermanfaat
Subscribe

TIDUR DALAM TATANAN SUNNAH RASULULLAAH SAW

manfaat tidur miring sunnah Rasulullaah SAW
Tidur Sebagai Satu Diantara Tanda Kekuasaan Allah Azza wa Jalla. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
 وَمِنْ ءَايَاتِهِ مَنَامُكُم بِالَّليْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَآؤُكُم مِّن فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya adalah tidurmu diwaktu malam dan siang hari serta usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan”. (QS. Ar Rum: 23).

Syaikh Abdur Rahman Bin Nashir As Sa’di berkata ketika menafsirkan ayat di atas, “Tidur merupakan satu bentuk dari rahmat Allah sebagaimana yang Ia firmankan.

وَمِن رَّحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِن فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan karena rahmatNya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari karuniaNya (pada siang hari) dan supaya kamu bersyukur”. (QS. Al Qashahs: 73).

Maka berdasarkan konsekwensi dari kesempurnaan hikmahNya, Ia menjadikan seluruh aktivitas makhluk berhenti pada suatu waktu (yakni pada malam hari) agar mereka beristirahat pada waktu tersebut, dan kemudian mereka berpencar pada waktu yang lain (yakni pada siang hari) untuk berusaha mendapatkan kemashlatan dunia dan akhirat. Hal yang demikian itu tidak akan sempurna berlangsung kecuali dengan adanya pergantian siang dan malam. Dan Dzat Yang Maha Kuasa mengatur semua itu tanpa bantuan siapapun, Dialah yang berhak disembah” (Taisir Karimir Rahman 2/402).

Jadi tidak hanya sebagai rutintas semata, tidur juga merupakan satu wujud dari rahmatNya nan luas dan kemahakuasanNya yang sempurna. Padanya tersimpan hikmah dan kemashlahatan bagi para makhluk. Tidur juga merupakan satu simbol akan kekuasaanNya untuk membangkitkan makhluk setelah Ia mematikan mereka.

Setidaknya tidur memiliki dua manfaat penting , sebagaimana yang dituturkan Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Zaadul Maad.

Pertama : Untuk menenangkan dan mengistirahatkan tubuh setelah beraktivitas. Sebagaimana firman Allah.
 وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا
 “Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat”. (QS. An Naba : 9).

Kedua : Untuk menyempurnakan proses pencernaan makanan yang telah masuk ke dalam tubuh. Karena pada waktu tidur, panas alami badan meresap ke dalam tubuh sehingga membantu mempercepat proses pencernaaan.

 TELADAN RASULULLAH DALAM MASALAH TIDUR
Pola tidur seseorang memiliki kontribusi cukup penting bagi aktivitasnya secara keseluruhan. Kebiasaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang waktu tidur adalah teladan terbaik. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah tidur melampaui batas yang dibutuhkan tubuh, tidak juga menahan diri untuk beristirahat sesuai kebutuhan. Inilah prinsip pertengahan yang Beliau ajarkan. Selaras dengan fitrah manusia. Jauh dari sikap ifrath (berlebih-lebihan) ataupun tafrith (mengurangi atau meremehkan).

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa tidur pada awal malam dan bangun pada pertengahan malam. Pada sebagian riwayat dijelaskan, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur berbaring di atas rusuk kanan Beliau. Terkadang Beliau Shallallahu alaihi wa sallam tidur terlentang dengan meletakkan salah satu kakinya di atas yang lain. Sesekali Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam letakkan telapak tangannya di bawah pipi kanan Beliau. Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa. Satu catatan penting juga, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah tidur dalam kondisi perut penuh berisi makanan.

Diantara doa yang Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan untuk dibaca sebelum tidur adalah sebagaimana yang tertuang dalam hadits berikut.
عَنِ البَرَّاء بنِ عَازِب، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه و سلم قَالَ: (( إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَأْ وُضُوءَكَ للصَلاةِ، ثُمَّ اضْطَّجِعْ على شِقِّكَ الأَيْمَنِ، ثُمَّ قُلْ: اللهُمَّ إِنِّي اَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ، وَوَجَهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَ فَوَضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَ أَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَ رَهْبَةً إِلَيْكَ لاَ مَلْجَأَ وَ لاَ مَنْجَا منك إَلاّ إِلَيْكََ ، أَمَنْتُ بِكِتَابٍكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَ بِنَبِيِّكَ الذي أَرْسَلْتَ وَ اجْعَلْهُنَّ آخِرَ كَلاَمِكَ فَإِنْ مِتَّ مِنْ لَيْلَتِكَ مِتَّ على الفِطْرَة))
“Dari al Barra bin Azib, bahwa Rasululah bersabda,”Jika engkau hendak menuju pembaringanmu, maka berwudhulah seperti engkau berwudhu untuk shalat, kemudian berbaringlahlah di rusukmu sebelah kanan lalu ucapkanlah doa:” Ya Allah sesungguhnya aku menyerahkan jiwaku hanya kepadaMu, kuhadapkan wajahku kepadaMu, kuserahkan segala urusanku hanya kepadamu, kusandarkan punggungku kepadaMu semata, dengan harap dan cemas kepadaMu, aku beriman kepada kitab yang Engkau turunkan dan kepada nabi yang Engkau utus” dan hendaklah engkau jadikan doa tadi sebagai penutup dari pembicaranmu malam itu. Maka jika enkau meninggal pada malam itu niscaya engkau meninggal di atas fitrah” (HR. Bukhari 11/93,95 dan Muslim (2710).

Berkenaan dengan hadits di atas, Syaikh Salim Al-Hilali berkomentar,” Lafazh-lafazh doa merupakan hal yang bersifat tauqifiyah (tidak bisa ditetapkan kecuali dengan dalil), lafazh tersebut memiliki kekhususan tersendiri dan rahasia-rahasia yang tidak dapat dimasuki oleh qiyas. Maka wajib menjaga lafazh tersebut seperti apa yang datang dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu ketika Al Barra tersalah mengucapkan,” وَ برَسُولِكَ الذي أَرْسَلْتَ” Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengoreksinya dengan berkata,”Bukan begitu (Bahjatun nazhirin hal 106). وَ بِنَبِيِّكَ الذي أَرْسَلْت َ”
Posisi berbaring seperti yang dijelaskan dalam hadits di atas adalah posisi tidur terbaik yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Karena pada posisi miring ke kanan, makanan berada dalam lambung dengan stabil sehingga proses pencernaan berlangsung lebih efektif.

Adapun tentang posisi tidur yang terlarang, hadits berikut akan menjelaskan kepada kita.
عَنْ يَعِيْشَ بن طِخْفَةَ الغِفَاري رَضِي الله عنه قال : قال أَبي بَيْنَمَا أَناَ مُضْطَجِعٌ في المَسْجِد ِعَلى بَطْنِي إِذَا رَجُلٌ يُحَرِّكُنِي بِرِجْلِهِ فَقَال (( إَّنَّ هَذِهَ ضِجْعَةٌ يُبْغِضَها اللهُ)) قال فَنَظَرْتُ، فَإِذَا رَسُولُ اللهِ
“Dari Ya’isy bin Thihfah ia berkata,”Ayahku berkata,” Ketika aku berbaring (menelungkup) di atas perutku di dalam masjid, tiba-tiba ada seseorang yang menggoyangkan tubuhku dengan kakinya lantas ia berkata,” Sesungguhnya cara tidur seperti ini dibenci Allah” Ia berkata,”Akupun melihatnya ternyata orang itu adalah Rasululullah” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Syaikh Salim Al-Hilali menandaskan dalam Bahjatun Nazhirin, tidur menelungkup di atas perut adalah haram hukumnya. Ia juga merupakan cara tidur ahli neraka.

Dan dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang kita tidur dengan posisi sebagian tubuh terkena matahari dan sebagiannya lagi tidak.

Dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَ كَان أَحَدُكُمْ في الشَمْسِ فَقَلَصَ عَنْهُ الظِلُّ، فَصَارَ بَعْضُهُ في الشَمْسِ و بَعْضُهُ في الظِلُّ فَلْيَقُمْ
“Jika salah seorang diantara kalian berada di bawah matahari, kemudian bayangan beringsut darinya sehingga sebagian tubuhnya berada di bawah matahari dan sebagiannya lagi terlindung bayangan, maka hendaklah dia berdiri (maksudnya tidak tetap berada di tempat tersebut)”. (HR. Abu Dawud (4821), Ahmad 2/383).

Tentang tidur siang, sebagian ulama ada yang membaginya ke dalam tiga kategori:
Pertama : Tidur siang pada tengah hari saat matahari bersinar terik. Tidur ini biasa dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kedua : Tidur pada waktu dhuha. Tidur ini sebaiknya ditinggalkan, karena membuat kita malas serta lalai untuk berusaha meraih kemashlatan dunia dan akhirat.

Ketiga : Tidur pada waktu ashar. Ini merupakan waktu tidur yang paling jelek.

Sebagian salaf juga membenci tidur waktu pagi. Ibnu Abbas pernah mendapati putranya tidur pada pagi hari, lantas ia berkata kepadanya,”Bangunlah, apakah engkau tidur pada saat rizki dibagikan...?”

Oleh karena itu sebaiknya tidur pagi ini ditinggalkan kecuali karena ada satu alasan yang menuntut. Karena tidur pagi ini memberikan efek negatif bagi tubuh berupa tertimbunnya sisa-sisa makanan di dalam perut yang seharusnya terurai dengan berolahraga juga menimbulkan berbagai penyakit.

Diatas telah disinggung bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur pada awal malam dan bangun pada pertengahan malam. Beliau bangun ketika mendengar kokok ayam jantan dengan memuji Allah dan berdoa :
الحَمْدُ اللهِ الَذِي أَحْيَاناَ بَعْدَ ما أَمَاتَناَ وَ إِلَيْهِ النُشُور
“Segala puji bagi Allah Yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepadanya seluruh makhluk kan dibangkitkan” (HR. Bukhari).

Lalu Beliau bersiwak kemudian berwudhu dan shalat. Satu pengaturan yang memberikan hak bagi fisik serta jiwa manusia sekaligus. Karena istirahat yang cukup akan memulihkan kekuatan tubuh dan menopang kita agar dapat beraktivitas dan beribadah dengan baik. Adapun shalat, merupakan aktivitas ritual yang akan memberikan ketenangan bagi jiwa.

Dalam satu hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
مَنْ تَعَارَّ مَنَ اللَيْلِ فقَال حِيْنَ يَسْتَيْقِظُ: لا إله اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ له، لَهُ المُلْكُ وَ لَهُ الحَمْدُ يُحْيِي وَ يُمِيْتُ،بِيَدِهِ الخَيْرُ و هو على كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، سُبْحَان الله وَ الحَمْدُ للهِ ولا إله إلا اللهُ و اللهُ أَكْبَرُ و لا حَوْلَ و لا قُوَّةَ إلاَّ بالله، ثُمَّ قَال: اللهُمَّ اغْفِرْ لِي أَوْدَعا اسْتُجِيبَ لَهُ، فَإِنْ قَامَ فَتَوَضَأُ ثُمَّ صَلَّى قُبِلَتْ صَلاَتُهُ
"Barangsiapa bangun pada malam hari, kemudian ia berdoa,” Tiada illah yang berhak disembah melainkan Allah semata, tiada sekutu baginya, milikNyalah segala kerajaan dan pujian, Yang Maha menghidupkan dan mematikan, di tanganNyalah segenap kebaikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Maha Suci Allah, segala puji bagiNya dan tiada illah yang berhak disembah kecuali Allah, Allah Maha Besar, tiada daya serta upaya melainkan dengan pertolongan Allah” kemudian setelah itu berdoa,” Ya Allah ampunilah aku” ataupun doa yang selain itu niscaya dikabulkan doanya. Kemudian apabila ia bangkit berwudhu lalu shalat maka akan diterima shalatnya,” (HR. Bukhari).

Sekiranya kita mengkaji lembar-lembar sunnah niscaya kita kan mendapatkan petunjuk Rasulullah yang sempurna bagi umatnya. Tidak akan ada yang mengingkarinya kecuali orang yang memiliki sifat nifaq dan hasad dalam hatinya. Beliau telah memberikan teladan bagaimana kita meraih keridhaan ilahi dalam setiap detik dari hidup kita, kendati dalam masalah tidur. Maka sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidur ala Rasulullah SAW berdasarkan Hadits :

1. Tidur di awal malam
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam tidur di awal malam dan menghidupkan akhir malam." (HR. Mutafaqun Alaih).

2. Jangan tidur sebelum sholat Isya.."Bahwasanya Rasulullah Muhammad membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” (HR. Bukhari)

3. Berwudhu sebelum tidur.

Rasulullah SAW bersabda:
"Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat." (HR. Bukhari)

4. Membaca surat Al-Ikhlash, Al Falaq dan An Nas.Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:
“Bila Rasulullah berbaring di tempat tidurnya, beliau kumpulkan kedua telapak tangannya, lalu meniup keduanya dan dibaca pada keduanya surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas. Kemudian disapunya seluruh badan yang dapat disapunya dengan kedua tangannya. Beliau mulai dari kepalanya, mukanya dan bagian depan dari badannya. Beliau lakukan hal ini sebanyak tiga kali.” (HR. At-Tirmidzi).

5. Berdoa.
Hudzaifah radhiyallahu anha berkata:
“Bila Rasulullah berbaring di tempat tidurnya, maka beliau berdoa: Allaahumma bismika amuutu wa ahyaa. Dan jika bangun dari tidurnya beliau berdoa: Alhamdu lillaahil-lladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilayhin-nusyuur.” (HR. At-Tirmidzi)

6. Membaca Ayat Kursi
"Jika kamu hendak berbaring di atas tempat tidurmu, bacalah ayat Kursi karena dengannya kamu selalu dijaga oleh Allah dan setan tidak akan mendekatimu hingga pagi." (HR. Bukhari).

7. Memiringkan tubuh disebelah kanan.
"Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu." (HR. Al-Bukhari)

8. Tidak tidur tengkurap.
"Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud).

9. Meletakkan tangan kanan di pipi sebelah kanan.
"Rasulullah apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud).
cara tidur miring sunnah Rasulullaah SAW

Semoga Bermanfaat
Subscribe