Selasa, 01 Agustus 2017

IJAZAH AMALAN DARI AL-HABIB SALIM BIN ABDILLAH BIN UMAR ASY-SYATHIRI AGAR DIMUDAHKAN MENYEBERANGI SHIROTH

Di akhirat kelak, akan banyak sekali peristiwa yang sangat menakjubkan sekaligus menakutkan. Kita sebagai seorang Mukmin, wajib mempercayai segala hal yang akan terjadi pada hari kiamat kelak, baik yang disebutkan dalam Al-Qur’an maupun yang terdapat dalam hadits yang shahih.

Kita tidak boleh membeda-bedakan dalam urusan beriman dengan segala peristiwa tersebut, baik itu sesuai dengan logika ataupun tidak. Segala hal yang akan terjadi di akherat tidak bisa kita qiyaskan dengan peristiwa di dunia ini. Karena semua peristiwa di akhirat adalah peristiwa yang penuh dengan keluarbiasaan dan kedahsyatan, dan diantara peristiwa yang akan menakjubkan sekaligus menakutkan di alam akhirat kelak, peristiwa melewati Shiroth (jembatan) yang terbentang di atas Neraka menuju ke surga. Semoga Allah Azza wa Jalla memberikan kemudahan kepada kita semua untuk bisa melewatinya kelak di akhirat nanti.

Landasan keyakinan tentang adanya shiroth pada hari Kiamat berdasarkan kepada "ijma" para ulama Ahlus Sunnah yang bersumberkan kepada dalil-dalil yang akurat dari Al-Qur'an dan Sunnah.

Shiroth adalah jembatan yang terbentang di atas neraka menuju ke surga, semua manusia akan melewatinya, sesuai dengan amalan mereka, ada yang terjatuh ke neraka, ada yang melewatinya dengan cepat dan ada yang melewatinya dengan lambat.

Datang penamaan dengan Ash-Shirath dalam hadist Abu Hurairah Rodhiyallahu anhu :
فيُضربُ الصِّراطُ بين ظهرانَي جهنَّم….
“Maka dibuatlah Ash-Shirath di atas jahannam….”(HR. Bukhori dan Muslim)

Dan dalam hadist lain dijelaskan : 
وتُرسَلُ الأمانةُ والرَّحم، فتقومان جنبَتَي الصِّراط يميناً وشمالاً
“Dan diutus amanah dan kekerabatan, maka keduanya berdiri di kedua tepi Ash-Shirath….” (HR. Muslim)

Diriwayatkan bahwa Ash-Shiroth ini lebih lembut dari rambut dan lebih tajam dari pedang, sebagaimana ucapan Abu Said Al-Khudry radhiyallahu anhu: 
 بلغني أن الجسر أدق من الشعرة وأحد من السيف
“Sampai kepadaku bahwa jembatan ini (ash-shiroth) lebih lembut dari rambut dan lebih tajam dari pedang.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim 1/167)

Beberapa dalil yang menerangkan tentang adanya shiroth. Dan diantara ulama berhujjah dengan firman Allah Azza wa Jalla sebagai berikut : 
وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا
"Dan tidak ada seorang pun dari kalian, melainkan akan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan". (QS. Maryam: 71).

Diriwayatkan dari kalangan para Sahabat, di antaranya Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu, Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu dan Ka’ab bin Ahbar bahwa yang dimaksud dengan mendatangi neraka dalam ayat tersebut adalah melewati shiroth. (Tafsir Ibnu Katsir: 5/254).

Sementara itu, banyak sekali riwayat dari Rasulullaah Shollalloohu alaihi wa sallam tentang ini, di antaranya: Rasulullooh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : 
ثُمَّ يُؤْتَى بِالْجَسْرِ فَيُجْعَلُ بَيْنَ ظَهْرَيْ جَهَنَّمَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْجَسْرُ قَالَ مَدْحَضَةٌ مَزِلَّةٌ عَلَيْهِ خَطَاطِيفُ وَكَلَالِيبُ وَحَسَكَةٌ مُفَلْطَحَةٌ لَهَا شَوْكَةٌ عُقَيْفَاءُ تَكُونُ بِنَجْدٍ يُقَالُ لَهَا السَّعْدَانُ
"Kemudian didatangkan jembatan lalu dibentangkan diatas permukaan neraka Jahannam. Kami (para Sahabat) bertanya: “Wahai Rasulullaah, bagaimana (bentuk) jembatan itu..?”. Jawab beliau, “Llicin (lagi) mengelincirkan. Diatasnya terdapat besi-besi pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di Najd, dikenal dengan pohon Sa’dan …” (HR. Muttafaqun alaih).

Dan disebutkan lagi dalam hadits bahwa shiroth tersebut memiliki cangkok-cangkok besar, yang mencangkok siapa yang melewatinya, sebagaimana disebutkan dalam hadits :
وَيُضْرَبُ جِسْرُ جَهَنَّمَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُ وَدُعَاءُ الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ وَبِهِ كَلَالِيبُ مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ أَمَا رَأَيْتُمْ شَوْكَ السَّعْدَانِ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَإِنَّهَا مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ غَيْرَ أَنَّهَا لَا يَعْلَمُ قَدْرَ عِظَمِهَا إِلَّا اللَّهُ فَتَخْطَفُ النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ رواه البخاري
"Dan dibentangkanlah jembatan Jahannam. Akulah orang pertama yang melewatinya. Doa para rasul pada saat itu: “Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah”. Pada shiroth itu, terdapat pencangkok-pencangkok seperti duri pohon Sa’dan. Pernahkah kalian melihatnya.?” Para Sahabat menjawab, “Pernah, wahai Rasulullaah. Maka ia seperti duri pohon Sa’dan, tiada yang mengetahui ukuran besarnya kecuali Allah. Maka ia mencangkok manusia sesuai dengan amalan mereka”. (HR. Bukhori).

Di samping itu, para ulama menyebutkan pula bahwa shiroth tersebut lebih halus daripada rambut, lebih tajam dari pada pedang, dan lebih panas daripada bara api, licin dan mengelincirkan.

Hal ini berdasarkan pada beberapa riwayat, baik yang disandarkan langsung kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ataupun kepada para sahabat tetapi dihukumi marfu’. Sebab, para sahabat tidak mungkin mengatakannya dengan dasar ijtihad pribadi mereka tentang suatu perkara yang ghaib, melainkan hal tersebut telah mereka dengar langsung dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.

Abu Sa’id Radhiyallahu anhu berkata: “Sampai kepadaku kabar bahwa shiroth itu lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang” (HR. Muslim: 1/117).

Setelah kita cermati hadits dan riwayat diatas dapat kita ikhtisarkan disini sifat dan bentuk shiroth tersebut yakni :

1. Shiroth tersebut amat licin, sehingga sangat mengkhawatirkan siapa saja yang melewatinya dimana ia mungkin saja terpeleset dan terperosok jatuh kedalamnya.

2. Shiroth Menggelincirkan.
Para ulama telah menerangkan maksud dari "menggelincirkan" yaitu ia bergerak ke kanan dan ke kiri, sehingga membuat orang yang melewatinya takut akan tergelincir dan tersungkur jatuh.

3. Shiroth tersebut memiliki besi pengait yang besar, penuh dengan duri, ujungnya bengkok. Ini menunjukkan siapa yang terkena besi pengait ini tidak akan lepas dari cengkeramannya.

4. Terpeleset atau tidak, tergelincir atau tidak, dan tersambar oleh pengait besi atau tidak, semua itu ditentukan oleh amal ibadah dan keimanan masing-masing orang.

5. Shiroth tersebut terbentang membujur di atas neraka Jahannam. Barang siapa terpeleset dan tergelincir atau terkena sambaran besi pengait, maka ia akan terjatuh ke dalam neraka Jahannam.

6. Shiroth tersebut sangat halus, sehingga sulit untuk meletakkan kaki di atasnya.

7. Shiroth tersebut juga tajam yang dapat membelah telapak kaki orang yang melewatinya. Karena sesuatu yang begitu halus, namun tidak bisa putus, maka akan menjadi tajam.

8. Sekalipun shiroth tersebut halus dan tajam, manusia tetap dapat melewatinya. Karena Allah Azza wa Jalla Maha Kuasa untuk menjadikan manusia mampu berjalan di atas apapun.

9. Kesulitan untuk melihat shiroth karena kehalusannya, atau terluka karena ketajamannya, semua itu bergantung kepada kualitas keimanan setiap orang yang melewatinya.

BAGAIMANA KEADAAN MANUSIA KETIKA MELEWATI SHIRATH...??
Setelah kita menyimak sekilas tentang sifat-sifat shiroth yang terdapat dalam hadits-hadits shahih. Kemudian kita lihat pula bagaimana keadaan manusia ketika melewati shiroth tersebut.

1. Riwayat Pertama. 
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْل الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (( وَتُرْسَلُ الْأَمَانَةُ وَالرَّحِمُ فَتَقُومَانِ جَنَبَتَيْ الصِّرَاطِ يَمِينًا وَشِمَالًا فَيَمُرُّ أَوَّلُكُمْ كَالْبَرْقِ))، قَالَ : قُلْتُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي أَيُّ شَيْءٍ كَمَرِّ الْبَرْقِ ؟ قَالَ: ((أَلَمْ تَرَوْا إِلَى الْبَرْقِ كَيْفَ يَمُرُّ وَيَرْجِعُ فِي طَرْفَةِ عَيْنٍ ؟ ثُمَّ كَمَرِّ الرِّيحِ ثُمَّ كَمَرِّ الطَّيْرِ وَشَدِّ الرِّجَالِ تَجْرِي بِهِمْ أَعْمَالُهُمْ وَنَبِيُّكُمْ قَائِمٌ عَلَى الصِّرَاطِ يَقُولُ رَبِّ سَلِّمْ سَلِّمْ حَتَّى تَعْجِزَ أَعْمَالُ الْعِبَادِ حَتَّى يَجِيءَ الرَّجُلُ فَلَا يَسْتَطِيعُ السَّيْرَ إِلَّا زَحْفًا قَالَ وَفِي حَافَتَيْ الصِّرَاطِ كَلَالِيبُ مُعَلَّقَةٌ مَأْمُورَةٌ بِأَخْذِ مَنْ أُمِرَتْ بِهِ فَمَخْدُوشٌ نَاجٍ وَمَكْدُوسٌ فِي النَّارِ )) رواه مسلم
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullaah Shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda : “Lalu diutuslah Amanah dan Rohim (tali persaudaraan) keduanya berdiri disamping kanan kiri shiroth tersebut. Orang yang pertama lewat seperti kilat”.

Aku bertanya: “Dengan bapak dan ibuku (aku korbankan) demi engkau. Adakah sesuatu seperti kilat..?” Rasulullaah Shallallahu alaihi wa sallam menjawab : “Tidakkah kalian pernah melihat kilat bagaimana ia lewat dalam sekejap mata..?, Kemudian ada yang melewatinya seperti angin, kemudian seperti burung dan seperti kuda yang berlari kencang. Mereka berjalan sesuai dengan amalan mereka. Nabi kalian waktu itu berdiri di atas shiroth sambil berkata: “Ya Allah selamatkanlah! selamatkanlah! Sampai para hamba yang lemah amalannya, sehingga datang seseorang lalu ia tidak bisa melewati kecuali dengan merangkak”.

Beliau menuturkan (lagi): “Di kedua belah pinggir shiroth terdapat besi pengait yang bergatungan untuk menyambar siapa saja yang diperintahkan untuk disambar. Maka ada yang terpeleset namun selamat dan ada pula yang terjungkir ke dalam neraka”. (HR. Muslim).

2. Riwayat Kedua
الْمُؤْمِنُ عَلَيْهَا كَالطَّرْفِ وَكَالْبَرْقِ وَكَالرِّيحِ وَكَأَجَاوِيدِ الْخَيْلِ وَالرِّكَابِ فَنَاجٍ مُسَلَّمٌ وَنَاجٍ مَخْدُوشٌ وَمَكْدُوسٌ فِي نَارِ جَهَنَّمَ حَتَّى يَمُرَّ آخِرُهُمْ يُسْحَبُ سَحْبًا ( متفق عليه)
"Orang Mukmin (berada) di atasnya (shiroth), ada yang secepat kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat kuda yang amat kencang berlari, dan ada yang secepat pengendara. Maka ada yang selamat setelah tertatih-tatih dan ada pula yang dilemparkan kedalam neraka. Mereka yang paling terakhir merangkak secara pelan-pelan”. (HR. Muttafaqun alaih).

3. Riwayat Ketiga
فَمِنْهُمْ مَنْ يُُوْبَقُ بِعَمَلِهِ وَمِنْهُمْ يُُخَرْدَلُ ثُمَّ يَنْجُو( متفق عليه)
"Diantara mereka ada yang binasa disebabkan amalannya, dan diantara mereka ada yang tergelincir namun kemudian ia selamat". (HR. Muttafaqun alaih).

4. Riwayat Keempat
وَيُضْرَبُ الصِّرَأطُ بَيْنَ ظَهْرَي جَهَنَّمَ فَأَكُونُ أنَا وَأُمَّتِيْ أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُ وَلاَ يَـَتكَلََّمُ يَوْمَئِذٍ إِلاَّ الرُسُلُ وَدَعْوَى الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ فَمِنْهُمْ الْمُؤُمِنُ بَقِيَ بِعَمَلِهِ وَمِنْهُمْ الْمُجَازَى حَتىَّ يُنَجَّى (رواه مسلم)
"Dan dibentangkanlah shiroth di atas permukaan neraka Jahannam. Maka aku dan umatku menjadi orang yang pertama kali melewatinya. Dan tiada yang berbicara pada saat itu kecuali para rasul. Dan doa para rasul pada saat itu: “Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah, di antara mereka ada yang tertinggal dengan sebab amalannya dan di antara mereka ada yang dibalasi sampai ia selamat”. (HR. Muslim).

Melalui riwayat-riwayat yang disebutkan diatas dapat kita simpulkan disini bagaimana kondisi manusia saat melintasi shiroth :

1. Ketika manusia melewati shiroth, amanah dan ar-rohim (hubungan silaturrahim) menyaksikan mereka. Ini menunjukkan betapa pentingnya menunaikan amanah dan menjalin hubungan silaturrahim. Barangsiapa melalaikan keduanya, maka ia akan merasa gemetar ketika disaksikan oleh amanah dan ar-rahm saat melewati shiroth.

2. Kecepatan manusia saat melewati shiroth yang begitu halus dan tajam tersebut sesuai dengan tingkat kecepatan mereka dalam menyambut dan melaksanakan perintah-perintah Allâh Azza wa Jalla di dunia ini.

3. Diantara manusia ada yang melewati shiroth secepat kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat burung terbang, dan ada pula yang secepat kuda yang berlari kencang.

4. Diantara manusia ada yang melewatinya dengan merangkak secara pelan-pelan, ada yang berjalan dengan menggeser pantatnya sedikit demi sedikit, ada pula yang bergelantungan hampir-hampir jatuh ke dalam neraka dan ada pula yang dilemparkan ke dalamnya.

5. Besi-besi pengait baik yang bergantungan dengan shiroth maupun yang berasal dari dalam neraka akan menyambar sesuai dengan keimanan dan ibadah masing-masing manusia.

6. Yang pertama sekali melewati shiroth adalah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dan umatnya.

7. Setiap rasul menyaksikan umatnya ketika melewati shiroth dan mendoakan umat mereka masing-masing agar selamat dari api neraka.

8. Ketika melewati shirot setiap mukmin agar diberi cahaya sesuai dengan amalnya masing-masing. Hal ini diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu dalam menafsirkan firman Allah Azza wa Jalla : 
يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ
"Pada hari itu, engkau melihat orang-orang mukmin cahaya mereka menerangi dari hadapan da kanan mereka". (HR. Al-Hadid:12).

Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata : “Mereka melewati shiroth sesuai dengan tingkat amalan mereka. Di antara mereka ada cahayanya seperti gunung, ada cahayanya yang seperti pohon, ada cahayanya setinggi orang berdiri, yang paling sedikit cahayanya sebatas menerangi lampu kakinya, sesekali nyala sesekali padam” (Tafsir Ibnu Katsir 8/15).

Al-Habib Salim ibni Abdulloh ibni Umar Asy-Syathiri hafidzahullahu ta’alaa pernah mengatakan :
“Siapa yang membaca wirid atau amalan ini setelah sholat fardhu Subuh, tanpa merubah posisi duduk tawaruk (tahiyyat akhir shalat) sebanyak 4 kali dengan membaca: 
 (٤x) أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَا اللهِ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. إِلَهََا وَاحِدََ ا وَرَبََا شَا هِدََا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُوْنَ
ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLOOH WAHDAHU LAA SYARIIKALAH, ILAHAAN WAAHIDAN WA ROBBAAN SYAAHIDAAN WA NAHNU LAHU MUSLIMUUN. (4 kali)
(Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, yang Maha Esa , tiada sekutu bagiNya, Tuhan yang Maha Ahad (satu), Tuhan yang Maha Menyaksikan, kepadaNya-lah kami berserah diri).

Maka jembatan shirothol mustaqim yang panjangnya bisa ribuan tahun dihari kiamat kelak, akan dipendekkan oleh Alloh SWT sehasta (sepanjang lengan orang dewasa), sehingga kita bisa melompat dengan mudah ke Jannah diseberangnya, bagi siapa saja yang mau mengistiqomahkan dalam mengamalkannya/membiasakannya.”

Semoga amaliyah tersebut bisa bermanfaat untuk saudaraKu semua untuk bisa mengamalkannya disetiap shalat subuh. Aamiin.

ALLOHUMMA SHOLLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD WA ALAA AALIHII WASHOHBIHII WA UMMATIHII WASALLIM. 

Semoga Bermanfaat
Subscribe

1 komentar: